PM Pakistan Berkomitmen Perangi Terorisme
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif mengemukakan pemerintah Pakistan saat ini berkomitmen memerangi terorisme. Terutama setelah serangan bom yang baru saja melanda negaranya.
“Saya tegaskan tekad kami memerangi terorisme sampai benar-benar berakar keluar dari masyarakat kita,” kata Perdana Menteri Pakistan tersebut saat menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir di Washington D.C, seperti diberitakan situs berita India, Zeenews, hari Senin (28/3).
Nawaz mengemukakan teroris harus bertanggung jawab atas darah korban yang meninggal dunia. “Tindakan mereka akan terus membuat kita menilai mana yang harus dipertanggung jawabkan,” kata Nawaz.
Nawaz membatalkan kunjungannya perdagangan dan bilateral ke London, Inggris, namun dia langsung menuju Washington D.C Amerika Serikat menghadiri KTT Keamanan Nuklir.
Menurut situs resmi Nuclear Security System, KTT Keamanan Nuklir adalah forum tertinggi para pemimpin dunia untuk terlibat dan memperkuat komitmen pada tingkat tertinggi untuk mengamankan bahan-bahan nuklir.
KTT Keamanan Nuklir 2016 akan diselenggarakan di Washington D.C, Amerika Serikat pada akhir Maret, pertemuan ini merupakan yang keempat yang telah diselenggarakan.
Dalam KTT akan dibahas langkah-langkah penanggulangan aksi terorisme dengan menggunakan nuklir, selain itu juga bekerja sama meningkatkan budaya keamanan nuklir, berbagi praktik terbaik, dan meningkatkan standar keamanan nuklir.
“Saat ini Pakistan mencapai kesepakatan baru bahkan saat ini kami tidak akan membiarkan kejahatan teroris menghambat kemajuan negara,” kata Nawaz.
Perdana Menteri menegaskan telah memberikan instruksi kepada lembaga-lembaga yang bersangkutan untuk membawa terorisme hilang dari negara tersebut dengan dukungan penuh masyarakat yang terdiri atas berbagai lapisan dan suku bangsa.
Sebelum bertolak menuju Amerika Serikat, Nawaz memimpin rapat di Lahore berkaitan dengan penanggulangan terorisme.
Nawaz merasa kecewa karena kurangnya koordinasi antara penegak hukum dan badan intelijen untuk mengalahkan pelaku terorisme.
Dia mengatakan provinsi juga harus mempercepat operasi berbasis intelijen terhadap teroris. Data dari situs berita Washington Post, hari Senin (28/3) menyebut korban meninggal dunia dalam ledakan bunuh diri lebih dari 72 jiwa dan 300 orang terluka berat.
Pemerintah Negara Bagian Punjab mengumumkan keadaan darurat di Lahore dan mengumumkan tiga hari berkabung, sekolah dan pasar ditutup.
Menurut Washington Post, kelompok radikal yang merupakan sempalan Jamaat-ul-Ahrar mengaku melakukan bom bunuh diri di Lahore, Pakistan.
Seorang juru bicara Jamaat-ul-Ahrar, Ehsanullah Ehsan mengatakan dengan adanya aksi tersebut kelompok tersebut ingin mengirim pesan kepada Nawaz Sharif bahwa mereka akan menggelar serangan lanjutan. (zeenews.com/washingtonpost.com/ nss2016.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...