PM Pakistan Kritik Gunakan Islam untuk Cari Dukungan Politik
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengritik penggunaan agama (Islam) dalam mencari dukungan politik. Dan menyebutkan bahwa hal itu justru membuat orang meninggalkan Islam, menurut laporan media setempat, dawn.com.
Dia mengatakan kepada demonstran yang menyebutkan sebagai “pawai Azadi” di ibu kota, Islamabad, bahwa dia akan mengirim makanan kepada mereka, tetapi tidak akan memberikan amnesti pada para pemimpin demonstrasi.
Imran Khan berpidato di depan publik di Gilgit-Baltistan. Pernyataannya itu, terkait rencana demonstran untuk melakukan aksi duduk, sampai Imran Khan mengundurkan diri sebagai perdana menteri, yang tinggal dua hari tenggat waktu yang diberikan.
"Lewatlah sudah hari-hari ketika seseorang menggunakan Islam untuk mendapatkan kekuasaan. Ini adalah Pakistan baru. Aksi duduk berapa lama yang Anda inginkan. Ketika makanan Anda habis, kami akan mengirim lebih banyak. Tapi kami tidak akan memberi Anda NRO," kata Perdana Menteri. Dia merujuk pada National Reconciliation Ordinary (RNO) yang memberikan amnesti pada pejabat korup yang dilakukan oleh Jenderal Perves Musharaf pada 2007.
Oposisi Tiga Partai
Pernyataan Imran Khan disampaikan tak lama setelah Presiden PML-N (Partai Liga Islam - Nawaz), Shehbaz Sharif bergabung dalam pawai Azadi di Islamabad yang dimotori oleh Jamiatul i-Islami-Fazl (JUI-F) pimpinan Fazl-ur Rehman.
"Jika Anda bertanya kepada PPP (Partai Rakyat Pakistan), mereka akan berbicara tentang inflasi; jika Anda berbicara dengan PML-N, mereka tidak akan tahu mengapa mereka ada di sana. JUI-F akan mengutuk dengan 'konspirasi Yahudi' (untuk melemahkan Pakistan," kata Imran Khan tentang ketiga partai yang hanya mengejar kekuasaan, dan menambahkan tak memerlukan konspirasi asing.
Dia mengritik penggunaan Islam untuk mencari suara. "Para pemuda akan disesatkan. Mereka akan berpikir bahwa dia (Maulana Fazl-ur Rehman) adalah penjaga Islam. Alih-alih datang ke Islam, orang-orang justru akan meninggalkan agama setelah melihatnya."
Imran mengatakan bahwa rakyat tahu bahwa apa yang disampaikan Fazl-ur Rehman tidak ada substansinya. "ini adalah zaman media sosial,” katanya. Dia juga mempertanyakan apa yang dilakukan Bilawal Bhutto-Zardari, pemimpin PPP yang bergabung dengan partai Islam sayap kanan.
Imran Khan menuduh mereka yang bergabung adalah politisi korup. Dia berjanji membuka halaman baru sejarah Pakistan dengan memberantas korupsi. "Kami tidak akan menjadi negara yang memungkinkan pencuri seperti itu tinggal di istana. Anda (semua) akan masuk penjara. Dan kemudian orang akan takut untuk melakukan (apa yang telah Anda lakukan)," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...