PM: Putra Mahkota Thailand Minta Warga Tidak Khawatir Penobatannya
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Putra Mahkota Thailand meminta masyarakat Thailand untuk tidak "khawatir" terkait keputusan mengejutkannya menunda memproklamirkan diri menjadi raja setelah ayahnya wafat, kata pemimpin junta negara itu pada hari Sabtu (15/10).
Keputusan tersebut, yang mengarah pada pengangkatan seorang bupati, telah memicu rumor dan ketidakpastian di negara yang sejarahnya dipenuhi dengan kudeta, intrik politik dan demonstran di jalanan itu.
Dengan latar belakang itu, Raja Bhumibol Adulyadej, yang wafat pada Kamis dalam usia 88 tahun, mewakili stabilitas dan kejujuran moral bagi banyak warga Thailand dan wafatnya diratapi secara mendalam di seluruh negeri tersebut.
Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (64), adalah penerus resmi raja tersebut, namun dia meminta penundaan pengangkatannya itu karena masih berduka bersama dengan warga Thailand.
Sebaliknya mantan jenderal Prem Tinsulanonda (96), yang memimpin Dewan Pribadi Bhumibol, diumumkan sebagai bupati.
Pada Sabtu pemimpin junta Prayut Chan-O-Cha mengatakan bahwa Putra Mahkota memanggilnya dan Prem untuk meredam kegelisahan terkait penundaan pengambialihan takhta.
"Dia (putra mahkota) meminta masyarakat untuk tidak bingung dan khawatir tentang pemerintahan negara atau penerus takhta," kata Prayut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi.
"Dia mengatakan saat ini semua orang sedih -- termasuk dirinya -- sehingga setiap pihak harus menunggu... sebelum melakukan perubahan mendadak," tambahnya.
"Waktu yang tepat untuk melanjutkan (penobatan raja)" adalah setelah pemakaman dan proses kremasi Bhumibol, kata Prayut, mengutip Putra Mahkota.
Meski penobatan tersebut diperkirakan digelar setelah periode pemakaman Bhumibol berakhir, Prayut tidak menjelaskkan apakah Vajiralongkorn secara resmi akan mengambil alih takhta sebelum periode itu berakhir. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...