PM Rusia Mengundurkan Diri
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Rusia secara tak terduga mengundurkan diri pada hari Rabu )15/1) setelah Presiden Vladimir Putin mengusulkan perubahan konstitusi yang dapat memungkinkannya untuk memperpanjang kekuasaannya, menurut laporan Reuters.
Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa dia mundur untuk memberi ruang pada Putin untuk melakukan perubahan, yang, jika hal itu diterapkan, akan mengalihkan kekuasaan ke parlemen dan perdana menteri. Dan dengan demikian akan memungkinkan Putin yang berusia 67 taun untuk berkuasa terus dalam kapasitas lain setelah jabatannya saat ini yang akan berakhir pada tahun 2024.
Medvedev, sekutu lama Putin dan mantan presiden, mengumumkan pengunduran dirinya melaluipernyataan di televisi pemerintah, di mana yang duduk di sebelahnya adalah Putin, yang mengucapkan terima kasih atas pekerjaannya.
Putin mengatakan Medvedev akan mengambil pekerjaan baru sebagai wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, Dewan yang juga diketuai Putin.
Perhatian sekarang beralih pada siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya. Sejumlah calon yang mungkin adalah termasuk Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, yang disebut-sebut berhasil dalam menghidupkan kembali dengan kehidupan baru di ibukota.
Perubahan hari Rabu itu akan dilihat oleh banyak orang sebagai awal dari persiapan Putin untuk masa depan politiknya sendiri ketika ia meninggalkan kursi kepresidenan pada tahun 2024.
Siapa pun yang ia pilih sebagai perdana menteri pasti akan dipandang sebagai calon pengganti presiden, menggemakan kembali cara Putin mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada tahun 2008 untuk menjadi perdana menteri di bawah Medvedev. Dia kemudian menyingkir empat tahun untuk memungkinkan Putin melanjutkan kepresidenan.
Berkuasa di salah satu dari dua peran sejak 1999, Putin dijadwalkan mengakhiri jabatan presiden pada 2024, ketika masa jabatan presiden keempatnya berakhir.
Dia belum mengatakan apa yang dia rencanakan untuk dilakukan ketika masa jabatannya berakhir, namun di bawah konstitusi saat ini, yang menetapkan maksimum dua masa jabatan berturut-turut, Putin dilarang untuk menjabat presiden lagi.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...