Polisi Australia Tolak Bantu Keluarga Anggota ISIS Sharrouf
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Polisi Federal Australia (AFP) mempertahankan sikapnya terhadap warga Australia yang pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok teroris, setelah ada tuduhan bahwa mereka menolak membantu istri dan anak-anak anggota Islamic State atau ISIS, Khaled Sharrouf.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara AFP mengatakan, ia tidak bisa mengomentari kasus-kasus individu, namun menyebut bahwa lembaganya itu tidak memiliki kuasa untuk membantu warga Australia yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS.
"Meski demikian, perlu dicatat bahwa AFP tak beroperasi di Suriah karena merupakan zona konflik aktif dan berbahaya, di mana Australia tak memiliki kehadiran konsuler," sebut pernyataan itu.
"Dengan demikian, AFP tak dalam posisi untuk memberikan bantuan kepada warga Australia yang memilih untuk memasuki daerah ini dan mencari bantuan untuk perjalanan mereka dari Suriah ke lokasi yang lebih aman," demikian bunyi lanjutannya.
Karen Nettleton, ibu mertua dari Khaled, mengatakan, ia mendekati AFP tahun lalu untuk membantu putri dan lima cucunya keluar dari Suriah, tetapi mereka akhirnya menolak untuk membantu.
Karen mengatakan, AFP dan pemerintah telah berulang kali memperingatkan warga Australia agar tak bepergian ke daerah konflik di Irak dan Suriah.
"Mereka yang melakukannya sepenuhnya sadar akan resiko, dan justru menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam bahaya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, mengatakan, hanya sedikit yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu anggota ISIS asal Australia di Suriah, karena itu bukan tempat Australia dapat bebas mengirim pejabat.
"Ini bukan tempat di mana kami miliki pasukan Australia, ini bukanlah tempat di mana kami memiliki perwakilan diplomatik dan warga Australia perlu menyadari bahwa ini adalah area yang dikendalikan oleh teroris barbar," kata dia.
Peter mengatakan, ia berpikir bahwa upaya Karen untuk berbicara kepada media tidak akan membantu.
"Demi kepentingan semua orang, hal ini sebaiknya ditangani dengan diam-diam ketimbang menyiarkan segala sesuatunya dan saya pikir itulah saran yang saya harap keluarga pertimbangkan," katanya.
Putri Karen yang bernama Tara, 31 tahun, menikah dengan Khaled ketika berusia 15 tahun dan melakukan perjalanan ke Suriah dengan lima anaknya - yang sekarang berusia antara 4-14 tahun - tahun lalu.
Khaled Sharrouf dan temannya yang sesama anggota ISIS, Mohamed Elomar- yang menikahi putri sulung Sharrouf - diyakini tewas dalam serangan udara yang menargetkan konvoi ISIS.
Kematian Elomar telah diverifikasi tapi nasib Sharrouf masih belum jelas. Sharrouf telah meminta pemerintah untuk membantu keluarganya kembali ke Australia. (radioaustralia.net.au)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...