Polisi Austria Peringatkan Kemungkinan Serangan Terhadap Gereja
WINA, SATUHARAPAN.COM-Polisi Austria pada hari Rabu (15/3) memperingatkan kemungkinan "serangan bermotivasi Islam" di Wina terhadap gereja-gereja, mengutip informasi yang dirahasiakan yang diterima oleh dinas intelijen negara itu.
Polisi di Wina men-tweet bahwa mereka telah meningkatkan keamanan di depan gedung-gedung tertentu dan meningkatkan kehadiran petugas di ibu kota Austria.
“Ada ancaman serangan terhadap gereja yang tidak spesifik,” cuit polisi Wina. "Sebagai tindakan pencegahan ... tempat-tempat menarik telah ditempatkan di bawah penjagaan yang ditingkatkan oleh pasukan polisi operasi reguler dan khusus."
“Jika ada bahaya nyata bagi penduduk di lokasi yang nyata, polisi Wina akan segera memberi peringatan melalui semua saluran yang tersedia,” tambah polisi.
Departemen kepolisian mengatakan tidak dapat memprediksi berapa lama tindakan pengamanan mereka akan dilakukan.
“Petugas polisi dilengkapi dengan helm anti peluru dan rompi serta senapan serbu. Mereka akan melakukan kegiatan pengawasan dan juga melakukan pemeriksaan lalu lintas jalan,” kata juru bicara polisi Markus Dittrich kepada stasiun radio lokal Radio Wien.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang latar belakang ancaman tersebut, tetapi mengatakan lebih banyak petugas polisi akan berpatroli di sekitar gereja. Polisi meminta masyarakat untuk tidak memposting gambar atau video petugas polisi yang dikerahkan di media sosial.
Seorang juru bicara Keuskupan Agung Wina mengatakan kepada The Associated Press bahwa gereja Katolik tampaknya bukan target utama.
“Kami tampaknya tidak terpengaruh secara khusus,” kata Michael Prueller. “Sementara kami diberitahu oleh polisi tentang ancaman umum tersebut, kami juga diberitahu bahwa tidak ada bahaya yang mengancam bagi umat Katolik. Jadi kami memutuskan untuk tidak membuka gereja untuk umum dan merayakan semua kebaktian gereja seperti yang direncanakan untuk saat ini.”
Katedral St. Stephen di Wina dipenuhi oleh umat beriman dan turis pada hari Rabu.
Lebih dari separuh populasi Austria adalah Katolik Roma, menjadikannya denominasi agama terbesar di negara itu. Ada juga komunitas Kristen Lutheran yang lebih kecil, kelompok imigran yang diidentifikasi sebagai Kristen Ortodoks, serta Muslim dan Yahudi.
Pada tahun 2020, seorang pria yang sebelumnya mencoba bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS) mengamuk di Wina bersenjatakan senapan otomatis dan rompi peledak palsu, menembak mati empat orang sebelum dibunuh oleh polisi. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...