Polisi Buru EnamTerduga Pemburu Badak Jawa di Ujung Kulon
SERANG, SATUHARAPAN.COM-Direktorat Reserse Kriminal Umum mendalami kasus dugaan perburuan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Polisi hingga kini mengaku masih melacak keberadaan para pemburu.
Ditreskrimum menetapkan enam orang jadi target operasi (TO) Polda Banten. Pengejaran enam TO ini berdasarkan aktivitas mereka di kawasan konservasi TNUK. Dirreskrimum menyebut pergerakan keenam terduga pemburu Badak Jawa tersebut terekam kamera.
"Ada enam orang yang sudah kita dapatkan alat bukti yang kuat bahwa mereka sudah melakukan perburuan liar. Di beberapa kamera terlihat enam orang yang melakukan perburuan dan sudah kami lacak," kata Dirreskrimum Polda Banten, Kombes. Pol. Yudhis Wibisana, pada Senin (4/9/23).
Dirreskrimum Polda Banten mengatakan, dari hasil operasi gabungan yang dilakukan oleh Polda Banten dan Dirjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ditemukan tulang belulang. Namun ia belum bisa memastikan apakah tulang belulang itu milik badak Jawa atau satwa yang dilindungi lainnya.
"Pada saat ini memang kami dapatkan dari beberapa rumah ada tanduk rusa, dan lain-lain didapat dari rumah mereka masing-masing. Adapun tulang belulang yang disampaikan oleh Pak Dirjen ini belum kita buktikan apakah itu tulang badak apa bukan, masih di forensik," ungkapnya.
Dirreskrimum Polda Banten mengatakan, keenam warga tersebut juga telah mengambil beberapa camera trap. Menurut dia, hal itu dilakukan agar aksi mereka tidak terekam oleh camera trap.
Sebelumnya, Polda Banten memang telah mengamankan enam orang tersangka atas kepemilikan bedil locok, yaitu WD (33), KD (86), KL (54), JJ (60), DY (73), dan ET (48). Namun keenam orang itu ditangguhkan penahanannya atas permintaan masyarakat. Keenam pria yang sudah diamankan karena kedapatan memiliki senjata api rakitan jenis locok.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...