Polisi Hong Kong akan "Bertindak" di Lokasi Protes
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Pengadilan dan polisi Hong Kong telah bersiap mengambil tindakan keras dalam menghadapi protes prodemokrasi yang menduduki jalan utama kota sejak bulan lalu. Tindakan keras akan diterapkan supaya demonstran membubarkan diri, kata pemerintah pada Selasa (11/11).
Kepala Sekretaris Administrasi Carrie Lam memperingatkan saat ini sudah tidak ada ruang untuk negosiasi antara pemerintah dan pengunjuk rasa. Pihak berwenang akan mendesak mereka untuk keluar dari situasi demo, petugas bahkan pengadilan resmi tidak segan memanggil polisi jika mereka tidak menghentikan aksinya.
"Polisi akan tetap berhubungan dengan (perintah pengadilan) pemohon dan petugas pengadilan. Kami membuat rencana untuk tindakan yang perlu diambil. Saya percaya polisi akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan tersebut," ujarnya.
Carrie Lam tidak mengatakan apa bentuk 'tindakan keras' yang akan diambil, atau kapan waktunya.
Sekarang di bulan kedua mereka melakukan protes, demonstran telah menduduki tiga tempat strategis di sekitar kota.
Demonstran menuntut pemilihan umum dilangsungkan secara demokratis pada 2017, namun Beijing telah menegaskan bahwa semua kandidat disaring oleh panitia.
Pemerintah pada Senin (11/11) menegaskan bahwa polisi berwewenang menangkap setiap orang yang akan menghalangi atau mengganggu tugasnya.
Pembicaraan dengan pemerintah atas reformasi politik terbukti sia-sia. Untuk itu, para pemimpin protes mengatakan ingin melakukan tuntutan langsung ke Beijing. Akan tetapi, Tiongkok tetap konsisten mendukung pemerintahan Hong Kong.
Lam mengatakan, "Tidak perlu para pemimpin protes pergi ke Beijing jika mereka hanya meminta tuntutan yang sama,” ujarnya.
Dia mengkritik kelompok prodemokrasi tidak menunjukkan ketulusan dan ketaatan setelah pembicaraan dengan pemerintah Hong Kong.
"Sebaliknya sikap mereka sudah megeras. Saya rasa pada saat ini, tidak ada ruang untuk negosiasi lagi,” ujarnya.
Kekerasan telah menyebar secara sporadis selama beberapa pekan. Demonstran dengan polisi terlibat bentrokan. Polisi menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Para pemimpin protes mengatakan aksi protes akan terus berlangsung, apapun risiko yang akan dihadapi. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...