Polisi Pakistan Identifikasi Pelaku Bom Masjid, Beberapa Tersangka Ditangkap
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Polisi Pakistan yang menyelidiki serangabn bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 100 orang di sebuah masjid Pakistan mengatakan pada hari Selasa (31/1) bahwa beberapa orang telah ditangkap, dan mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa pelaku mendapat bantuan internal untuk menghindari pemeriksaan keamanan di komplek kepolisian itu.
Pengeboman itu adalah yang paling mematikan dalam satu dekade yang menghantam Peshawar, sebuah kota barat laut yang bergolak di dekat perbatasan Afghanistan, dan semua kecuali tiga dari mereka yang tewas adalah polisi, membuatnya paling menderita bagi pasukan keamanan Pakistan dalam satu serangan dalam sejarah baru-baru ini.
Pengebom menyerang pada hari Senin (30/1) ketika ratusan jemaah berkumpul untuk shalat Zuhur di sebuah masjid yang dibangun khusus untuk polisi dan keluarga mereka yang tinggal di daerah yang dijaga ketat.
"Kami telah menemukan beberapa petunjuk yang sangat baik, dan berdasarkan petunjuk ini kami telah melakukan beberapa penangkapan besar," kata Kepala Polisi Peshawar, Ijaz Khan, kepada Reuters. “Kami tidak dapat mengesampingkan bantuan internal, tetapi karena penyelidikan masih dalam proses, saya tidak dapat membagikan lebih banyak detail.”
Penyelidik, yang termasuk pejabat kontra-terorisme dan intelijen, memusatkan perhatian pada bagaimana penyerang berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi yang mengarah ke distrik Garis Polisi. Ini sebuah perumahan mandiri era kolonial di pusat kota yang merupakan rumah bagi orang-orang kelas menengah, dan personel polisi berpangkat lebih rendah dan keluarga mereka.
Menteri Pertahanan, Khawaja Asif, mengatakan, pelaku bom berada di baris pertama di ruang salat ketika dia menyerang. Jenazah penyerang telah ditemukan, kata Kepala Polisi provinsi, Moazzam Jah Ansari. “Kami percaya para penyerang bukanlah kelompok yang terorganisir,” tambahnya.
Kelompok militan paling aktif di kawasan itu, Taliban Pakistan, juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah membantah bertanggung jawab atas serangan itu, yang sejauh ini tidak diklaim oleh kelompok mana pun. Menteri Dalam Negeri, Rana Sanaullah, mengatakan kepada parlemen bahwa faksi yang memisahkan diri dari TTP harus disalahkan.
Ledakan itu menghancurkan lantai atas masjid. Itu adalah yang paling mematikan di Peshawar sejak dua pemboman bunuh diri di Gereja All Saints menewaskan puluhan warga pada September 2013, yang tetap menjadi serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen di negara itu.
Peshawar berada di tepi tanah suku Pashtun, wilayah yang terperosok dalam kekerasan selama dua dekade terakhir. TTP adalah kelompok payung bagi faksi Sunni dan sektarian yang menentang pemerintah di Islamabad. Kelompok tersebut baru-baru ini meningkatkan serangan terhadap polisi. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...