Polisi: Serangan Teroris di Jakarta Berakhir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Serangan teroris di Kawasan Sarinah Jakarta telah berakhir dan tidak ada lagi pelaku penyerangan yang bersembunyi, kata kepolisian pada hari Kamis (14/1). Serangan berupa penembakan, bom bunuh diri dan peledakan granat tersebut menewaskan tujuh orang di lokasi keramaian dan dekat pusat pemerintahan negara.
“Saat ini situasi sudah kondusif,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal.
Sedangkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, diperlukan waktu yang cukup untuk mengidentifikasi pelaku aksi teror di kawasan Jalan Thamrin Jakarta, Kamis.
"Terhadap kejadian seperti ini kita perlu waktu untuk mengivestigasinya, siapa, dari kelompok mana," kata Sutiyoso di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Sutiyoso menyebutkan terkait identitas pelaku, pihak kepolisianlah yang lebih megetahui. "Yang lebih tahu polisi, semua akan diotopsi mereka," katanya.
Sementara itu kedai kopi Starbucks memutuskan menutup seluruh kedainya di Jakarta “hingga pemberitahuan lebih lanjut” setelah salah satu cabangnya di Kawasan Sarinah diserang pengebom bunuh diri tersebut.
“Kedai ini dan seluruh kedai Starbucks di Jakarta akan tetap ditutup, terkait masalah keamanan, hingga pemberitahuan lebih lanjut. Kami memantau situasi ini secara intens,” menurut pernyataan perusahaan.
Korban Serangan Dibiayai Negara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pihaknya akan mengupayakan korban insiden penyerangan dan bom Sarinah agar mendapatkan pembiayaan penuh oleh negara, baik dari unsur polisi ataupun sipil.
"Kami meminta Presiden dan Kapolri agar para korban dibiayai penuh," kata Mendagri saat mengunjungi korban insiden Sarinah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Korban di RSCM yang terkait dengan insiden Sarinah sendiri ada empat orang. Mereka terdiri dari seorang polisi sementara tiga lainnya adalah warga sipil.
Direktur Utama RSCM Heriawan Soejono mengatakan tidak dapat menjelaskan kondisi korban secara rinci. Salah satu alasannya belum mendapat izin dari pihak keluarga korban.
RSCM, kata dia, telah menyiapkan berbagai hal terkait kelengkapan medis untuk menangani para korban insiden Sarinah.
Diberitakan, aksi peledakan bom dan penembakan terjadi di kawasan ramai Sarinah. Polisi menduga pelaku teror peristiwa ledakan dan baku tembak itu memiliki kerterikatan dengan kelompok bersenjata ISIS.
"Dugaan kuat kami, ini dari kelompok ISIS. Pelaku kemungkinan WNI semua," kata Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan.
Sejauh ini, polisi mencatat 26 orang menjadi korban insiden Sarinah yang terdiri dari korban meninggal dan luka-luka. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...