Polisi Usut Penembakan Warga Protes Tambang di Parigi Mountong
PALU, SATUHARAPAN.COM-Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengusut penembakan pengunjuk rasa yang menolak penambangan di Desa Katulistiwa, Tinombo Selatan, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng). Satu demonstran dilaporkan tewas tertembak.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, Polda Sulteng saat ini tengah berupaya mencari pelaku penembakkan tersebut. Dedi menyebut Kapolda setempat sudah membentuk tim khusus.
“Kapolda sudah membentuk tim untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut,” kata Dedi dalam keterangannya, hari Minggu (13/2).
Sementara itu, Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufhariadi, menyatakan akan menginvestigasi kasus ini. Rudy menegaskan, pelaku penembakan akan dijatuhi hukuman sesuai peraturan. “Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku,” kata Rudy dalam konferensi pers di Polres Parigi Moutong.
Berdasarkan informasi, korban bernama Erfaldi (21 tahun) merupakan warga Desa Tada, Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Korban dilarikan ke Puskesmas Desa Tada, namun meninggal dunia pada hari Minggu dini hari.
Sebelumnya, massa demo yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang memblokir jalan Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, hari Sabtu (12/2). Massa menuntut Pemprov Sulteng mencabut izin usaha tambang emas PT Trio Kencana.
Pada pukul 00.00 WITA, polisi membubarkan blokade pengunjuk rasa lantaran mengganggu arus lalu lintas. Blokade juga memutus jalur perlintasan sentral penghubung antar provinsi. Namun “situasi terkini sudah kondusif, dan arus lalu lintas sudah terkendali,” kata Rudy.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...