Politisi PDS: Partai Kristen Perlu Sebagai Penyeimbang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Partai bernafaskan dan berlandaskan agama Kristen dirasa penting bagi bangsa Indonesia karena dapat menjadi penyeimbang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang didominasi partai-partai berlandaskan agama lain (baca: Islam).
“Partai Kristen penting menjadi penyeimbang dalam mengambil kebijakan penting, alasan lainnya yakni karena menjadi wadah memperjuangkan banyak hal bagi Indonesia,” kata Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Partai Damai Sejahtera, Carol Daniel Kadang kepada audiens di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.
Carol memberi contoh saat dia masih menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Damai Sejahtera beberapa tahun lalu.
“Waktu itu saya memperjuangkan dengan teman-teman Kristen di PDS (Partai Damai Sejahtera, red) di (Sidang, red) paripurna tentang guru sekolah minggu, saya heran kenapa pemerintah dan parlemen menyetujui anggaran tambahan hanya untuk guru madrasah (sekolah pendidikan Islam, red),” kata dia.
“Kita ini kan bangsa Indonesia kita sama-sama membayar pajak untuk pembangunan kenapa mereka saja yang dapat tambahan anggaran,” dia memberi contoh.
Dia menjelaskan PDS (Partai Damai Sejahtera) saat awal terbentuk karena ada kesamaan visi dan misi seperti Partai Kristen Indonesia awalnya.
“Dulu ini terjadi karena keinginan sebagian besar masyarakat Kristen ingin ada partai,” dia menambahkan.
Carol menambahkan bahwa ide membangun politik dengan berlandaskan kepada cinta kasih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu muncul dalam tugas tugas keimanan sehari-hari.
“PDS saat itu murni dari keinginan masyarakat kalau hanya segelintir orang ya tidak akan lolos ke Senayan dong, nah sekarang berbicara tentang Parkindo saya orang yang senang menuju partai,” kata dia.
Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan di bawah bentukan Yayasan Komunikasi yang memiliki tanggung jawab melaksanakan pengkaderan di bidang politik dengan berlandaskan iman Kristen dan cinta kasih.
Yayasan Komunikasi terbentuk setelah Partai Kristen Indonesia (juga disingkat Parkindo) melebur bersama beberapa partai politik lainnya (Partai Nasional Indonesia, Partai Katolik, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indoensia, Partai Musyawarah Rakyat Banyak) menjadi Partai Demokrasi Indonesia pada 1973.
Partai Kristen Indonesia awalnya berdiri pada 1945, dan berpartisipasi pada pemilihan umum pada 1950 sampai dengan 1973.
Ide awal kembali Partisipasi Kristen Indonesia kembali ke Partai Kristen Indonesia digagas oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partisipasi Kristen Indonesia, Alida Handau Lampe Guyer, yang menyatakan pengalaman sejarah dan tanggung jawab sebagai orang Kristen menuntut Orientasi Millenaris Parkindo (Partisipasi Kristen Indonesia) kembali ke “roh” Parkindo yang semula yakni sebagai partai politik yang berfungsi sebagai “utusan” dalam menyampaikan kebenaran.
“Menginterpretasikan kembali struktur, institusi, undang undan serta berbagai praktik sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat,” kata dia kepada audiens di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”, hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...