Polling: Paslon Nomor 2 Unggul Telak, Djarot Bintang Debat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pasangan calon (Paslon) nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat unggul telak dalam debat publik kedua Pilkada DKI Jakarta yang berlangsung Jumat (27/1), menurut polling Dewan Redaksi satuharapan.com.
Ahok/Djarot mengumpulkan nilai tertinggi di semua kategori yang dinilai: Gaya Komunikasi, Substansi Materi yang Dipaparkan dan Penguasaan Masalah DKI Jakarta.
Komunikasi | Substansi |
Penguasaan Masalah |
Total Skor |
|
Penilai I | 5 | 6 | 5 | |
Penilai II | 6 | 6 | 6 | |
Penilai III | 7,5 | 7,5 | 7 | |
Penilai IV | 7 | 7 | 6 | |
Penilai V | 4 | 4 | 4 | |
Penilai VI | 7 | 6 | 7 | |
Total Nilai | 36,5 | 35.5 | 35 | 107 |
Berada di tempat kedua adalah paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, disusul oleh paslon nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Ahok/Djarot mengumpulkan total nilai 149,5 disusul Anies/Sandi dengan total nilai 127 sedangkan AHY/Syl meraih nilai 107.
Dalam proses polling, para penilai diminta memberikan skor dengan skala 0-10 untuk masing-masing kategori, yaitu Gaya Komunikasi, Materi yang Dipaparkan dan Penguasaan Masalah.
Beberapa elemen Gaya Komunikasi yang menjadi pengamatan adalah: Apakah dalam menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan, menyanggah, melontarkan pertanyaan kandidat melakukannya dengan cara yang simpatik?
Apakah dalam berkomunikasi kandidat dapat menjalin interaksi yang positif dengan audiens dan peserta lainnya?
Apakah kandidat berusaha menjangkau pemilih di luar konstituennya.
Apakah dalam berbicara kandidat mempergunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan degan cepat dapat dipahami audiens maupun kandidat lainnya?
Sedangkan yang menjadi elemen Substansi Program antara lain, apakah gagasan/program disampaikan dengan jelas?; Apakah gagasan/program tersebut sistematis, komprehensif, mudah dimengerti?; Apakah gagasan/program tersebut realistis, dapat dijalankan dan diwujudkan dalam 5 tahun ke depan?; Apakah program menjawab kebutuhan rakyat Jakarta?
Komunikasi | Substansi |
Penguasaan Masalah |
Total | |
Penilai I | 9 | 9 | 9 | |
Penilai II | 8 | 8 | 9 | |
Penilai III | 8 | 8 | 8,5 | |
Penilai IV | 8 | 9 | 9 | |
Penilai V | 6 | 7 | 8 | |
Penilai VI | 8 | 9 | 9 | |
Total | 47 | 50 | 52,5 | 149,5 |
Ada pun elemen-elemen Penguasaan Masalah meliputi, apakah kandidat berbicara dgn rileks, mengandalkan pemikiran sendiri dan tidak tergantung pada bantuan catatan?; Apakah kandidat dapat menjelaskan sesuatu dengan jelas dan singkat?; Apakah kandidat dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tak terduga dengan baik dan jelas?; Apakah kandidat dapat dengan cermat dan tegas membedakan mana masalah yang penting dan tidak untuk dijawab?
Ahok/Djarot menjadi tampak menonjol, menurut salah satu penilai, karena hampir keseluruhan pertanyaan diarahkan pada langkah kongkrit mengatasi masalah-masalah kota Jakarta. Ahok/Djarot dengan penguasaan data yang lebih rinci dinilai mampu memanfaatkan keunggulan.
Menurut para penilai, Ahok merupakan yang terdepan dalam penguasaan masalah. Namun, yang menjadi bintang debat kali ini tampaknya adalah Djarot Saiful Hidayat, yang tampil efektif dan dapat memelihara kesantunan, satu hal yang tampaknya masih penting dalam sebuah ajang debat. Tiga dari enam penilai yang kami minta pendapatnya untuk polling ini, menggaris bawahi penampilan Djarot. "Very good performance," kata satu dari antara mereka.
Anies Baswedan, di lain pihak, kendati dinilai sebagai komunikator ulung, tampak masih belum dapat secara keseluruhan berbicara kongkrit dan membumi. Sedangkan Agus, menurut para penilai, ternyata belum dapat tampil matang melebihi usia dan pengalamannya.
Berikut ini komentar-komentar ringkas para penilai tentang debat Pilkada DKI Jakarta malam ini:
Penilai 1: Ahok Sudah Melakukan, yang Lain masih Merencanakan
Secara keseluruhan saya melihat pertanyaan lebih mengarah kepada langkah kongkrit sebagai program pembangunan untuk mengatasi masalah-masalah kota Jakarta. Di bagian ini jelas Ahok unggul karena beliau sudah berproses dalam strategi dan langkah. Di sisi lain, dua pasangan lainnya terasa kikuk karena konsep masih wacana dan bersifat makro bahkan tidak menjawab substansi.
Contoh, soal sampah. Saya tidak melihat strategi dari paslon 1 selain 'akan turun ke lapangan'. Artinya konsep pengelolaan sampahnya sendiri tidak jelas.
Soal air minum, Ahok menjawab program air minum bukan saja bagaimana air bersih untuk minum tersedia tetapi affordable (dapat dijangkau harganya oleh masyarakat lapisan bawah/miskin).
Komunikasi | Substansi |
Penguasaan Masalah |
Total Skor |
|
Penilai I | 5 | 5 | 5 | |
Penilai II | 7 | 7 | 8 | |
Penilai III | 8 | 8 | 8 | |
Penilai IV | 8 | 8 | 7 | |
Penilai V | 8 | 5 | 7 | |
Penilai VI | 8 | 7 | 8 | |
Total | 44 | 40 | 43 | 127 |
Sandi bahkan memuji program Ahok yang sedang berjalan sebagai program bernilai tambah, dan hanya menyebut program oke-oce dalam mengelola sampah dapat menampung tenaga kerja lebih banyak.
Sejauh ini, dari pasangan di luar petahana belum ada terobosan baru, hanya sekadar melanjutkan dan menambahkan program yang sudah ada. Karena itu, Ahok tetap unggul dalam perencanaan dan strategi.
Penilai 2: Ahok Menguasai Masalah, Djarot Luwes dan Hormat
Dari gaya komunikasi yang paling luwes dan hormat kepada orang lain adalah Pak Djarot, penguasaan masalah Ahok paling menguasai.
Ibu Silvy seharusnya paham, namun dia terkesan sebagai PNS yang sakit hati.
Sedangkan dalam substansi progam: Ahok dan Djarot bisa menyampaikan program dengan jelas.
Anies tampaknya hendak memperlihatkan bahwa mereka berpengalaman, tapi kesannya malah sombong. Sedangkan AHY tampaknya ingin memperlihatkan bahwa dia baik, tetapi dengan menjelekkan Ahok malah blunder, terkesan tidak yakin dengan diri sendiri.
AHY/SYL |
AHOK/ DJAROT |
ANIES/ Sandi |
|
Komunikasi | 36,5 | 47 | 44 |
Substansi | 35,5 | 50 | 40 |
Penguasaan Masalah |
35 | 52,5 | 43 |
Total | 107 | 149,5 | 127 |
Penilai 3: Disayangkan, Paslon Nomor Dua Diserang
Yang saya temukan adalah telah terjadi penyerangan ke pribadi Ahok-Jarot oleh paslon no.1 dan 3. Sebenarnya yang diserang program dan tidak menjurus ke pribadi.
Paslon no.1 dan 3 juga tampak lebih mengedepankan program umum tetapi tidak jelas tindakan yang akan dilakukan. Padahal cawagub paslon 1 mantan pejabat Pemprov tapi ternyata tidak mengikuti apa yang sudah dilakukan dan direncanakan Pemprov sendiri, seperri masalah rencana pembangunan tempat pengelolaan sampah dan rencana transportasi terpadu.
Penilai 4: AHY Kurang Substantif, Sandiaga Uno Datar
AHY memiliki gaya komunikasi bagus namun tidak diikuti substansi materi dan penguasaan masalah yg cukup.
Sylvi : bad performance. Untungnya punya semangat tinggi.
Ahok : penguasaan masalah jempolan. Hanya saja gaya komunikasinya masih terlihat emosional terutama saat diserang.
Djarot : tenang dan mampu menjelaskan secara runtut dan benar. Very good performance.
Anies : profesinya sebagai dosen membuat dia mampu memberi kata yg indah dalam berbicara. Cukup nyinyir, namun wajar karena dia penantang incumbent. Andaikan dia punya data lebih lengkap.
Sandiaga : terlihat pasif, saat bicara nadanya datar. Sylvi meskipun bad performance cara bicaranya masih penuh semangat. Sandiaga seolah tampil tanpa determinasi.
Penilai 5: Anies Komunikator yang Sangat Bagus, tapi Bolong di Substansi
Anies komunikator yang sangat bagus, melebihi Ahok. Tapi substansi banyak bolong
Ahok pelaksana yg bagus, tapi kurang mampu berkomunikasi. Agus baru belajar pidato, kelihatan menghafal.
Penilai 6: Cawagub Harus Diberi Kesempatan
AHY menguasai materi yang dia sedang sampaikan, tetapi cawagubnya parah. Sayang AHY menjawab sangat normatif dan ada pertanyaan yang tidak dijawab.
Paslon nomor 2 memberikan kesempatan kepada cawagub untuk berbicara dan ternyata cawagub bernas dan tenang.
Paslon nomor 3 cagub memberi kesempatan kepada cawagubnya. Cagub masih tetap puitis dan terukur dalam berbicara.
Cagub nomor 1, untuk ukuran umur yang masih muda sudah lebih dari bagus.
Cagub nomor 2 sudah pas. Namun perlu mengurangi porsi untuk menyerang dan banyak memberi kesempatan kepada cawagubnya.
Cagub nomor 3 sepertinya agak stagnan. Baiknya diperbanyak kesempatan kepada cawagubnya
Disclaimer
Polling ini diselenggarakan oleh satuharapan.com dengan tujuan semata demi memberikan informasi bagi pembaca. Hasil ini tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan para pemilih, melainkan memberikan wawasan dalam memahami situasi politik di DKI Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
Peserta polling adalah anggota Dewan Redaks dan kolomnis satuharapan.com yang menyaksikan acara debat melalui layar televisi. Peserta polling maupun satuharapan.com tidak berafiliasi pada salah satu paslon.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...