Polri: Pengamanan Natal-Tahun Baru sebagai Operasi Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Negara Republik Indonesia menegaskan bahwa pengamanan pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebagai operasi kemanusiaan yang bertujuan melayani masyarakat saat beraktivitas menyambut hari raya umat Nasrani dan pergantian tahun.
"Hal yang harus dipahami bahwa Operasi Natal dan Tahun Baru itu adalah operasi kemanusiaan. Ditujukan untuk melayani masyarakat dalam beraktivitas, khususnya dalam menyambut libur Natal dan tahun baru,” kata Kasubdit Audit dan Inspeksi Ditkamsel Korlantas Polri Kombes Polisi Aries Syahbudin ketika menyampaikan pemaparan dalam acara bertajuk "Kesiapan Infrastruktur dan Protokol Kesehatan Natal dan Tahun Baru" yang disiarkan di kanal YouTube FMB9ID_IKP, dipantau dari Jakarta, Senin (19/12).
Oleh karena itu, kata Aries, operasi Natal tidak terbatas pada pengamanan, tetapi juga pada aspek kesehatan.
Hal itu dilakukan dengan menyediakan posko-posko pelayanan vaksin booster di beberapa titik lokasi bagi yang belum menerima vaksin. Hal yang sama pernah dilakukan saat menjelang lebaran.
“Pada dasarnya operasi ini tidak hanya mengedepankan aspek keamanan, keselamatan, kelancaran, tetapi juga kesehatan. Sama seperti kegiatan lebaran lalu, kita nanti di pos-pos pelayanan itu juga akan menyiapkan posko-posko untuk mengadakan vaksin booster bagi yang belum melaksanakan," katanya.
Sementara itu, untuk mendeteksi lokasi-lokasi kerawanan sekaligus sebagai evaluasi dari liburan lebaran tahun lalu, Korlantas memastikan akan menyempurnakan sistem yang pernah dipakai sekaligus menambah petugas yang membaca karteker.
Mengenai pemanfaatan teknologi informasi, Aries menjelaskan bahwa pengamanan lalu lintas Natal dan tahun baru kali ini akan dimaksimalkan dengan penggunaan teknologi informasi sehingga lebih akurat dalam melakukan pemantau terhadap lalu lintas.
Nantinya penerapan lawan arus dan penerapan satu arah dari kilometer ke kilometer berikutnya akan dihitung berdasarkan data.
"Ada perhitungan yang dimiliki oleh Jasa Marga, itu juga nanti terkoneksi sistem pengendalian kita yang ada. Kalau di Cikampek itu ada di KM 29. Di situ kita bisa memantau, titik KM ini nanti akan terjadi kemacetan. Jadi, bukan pada saat terjadi kemacetan baru dilaksanakan penutupan, tidak, tetapi pada saat di titik tertentu terjadi peningkatan, di beberapa ruas sudah mulai dilakukan," ucapnya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...