Populasi Gajah Hutan Afrika Turun 62 persen
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Hanya dalam waktu 10 tahun, populasi gajah hutan di Afrika Tengah merosot 62 persen. Binatang itu sebagian besar dibunuh untuk diambil gadingnya.
Temuan ini dirilis dalam sebuah simposium tentang perdagangan satwa liar di London, Inggris, dan diwartakan lewat laman LiveScience.
Penelitian 2013 itu menggambarkan "status bencana" karena penurunan jumlah gajah hutan yang mencapai 62 persen dari kurun waktu tahun 2002 hingga 2011. Data itu diperparah dengan data lapangan pada selama 2012-2013, di mana nasib gajah ternyata makin memburuk.
"Setidaknya beberapa ratus ribu gajah hutan hilang antara 2002 hingga 2013, atau satu ekor setiap 20 menit, siang dan malam," kata peneliti Fiona Maisels, seorang ahli biologi di Wildlife Conservation Society (WCS).
"Saat Anda menikmati sarapan, satu gajah telah disembelih untuk demi produksi pernak-pernik dari gading," ia menambahkan.
Maisels dan rekan ilmuwan meneliti gajah di 80 lokasi yang tersebar di Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo dan Gabon.
Pada paparan studi asli mereka, para peneliti memperkirakan populasi gajah hutan Afrika kurang dari 10 persen dari jumlah potensialnya, yakni sekitar 100.000 ekor tinggal di daerah yang mampu dihidupi satu juta ekor.
Terlebih lagi, gajah-gajah tersebut tersebar di hanya seperempat daerah dari luas lahan potensi mereka.
Hampir 60 persen dari gajah hutan yang tersisa dapat ditemukan di negara Afrika Barat yang relatif kecil seperti Gabon, menurut pejabat WCS.
Sementara itu, di wilayah Republik Demokratik Kongo, yang luasnya sembilan kali lebih besar dari Gabon, memiliki populasi gajah yang jauh lebih kecil.
"Jumlah dan penyebaran gajah membingungkan ketika dibandingkan dengan angka (gajah) yang seharusnya," ujar salah satu peneliti Samantha Strindberg.
"Sekitar 95 persen dari hutan di Kongo nyaris kosong dari populasi gajah," ia menambahkan.
Makin ironis ketika peneliti mendapati bahwa di habitat hutan lindung, gajah juga terancam oleh perburuan liar.
Dalam tulisan para ilmuwan di 2013, ditegaskan perburuan ilegal harus dihentikan dan tingginya permintaan gading harus dibendung demi menyelamatkan gajah hutan dari kepunahan.
Selain gajah hutan, subspesies gajah lainnya juga terancam perburuan liar untuk perdagangan gading.
Sejumlah pejabat pemerintahan negara-negara telah menanggapi seruan aktivis konservasi. Amerika Serikat, Cina, Hong Kong, Filipina dan Gabon misalnya, telah menghancurkan atau berjanji menghancurkan stok gading mereka sebagai gerakan simbolis untuk "mengharamkan" gading sebagai produk komersial.
Pada Rabu (12/2), pemerintahan Presiden Obama mengumumkan Amerika Serikat akan melarang perdagangan komersial domestik gading gajah.
Simposium yang bertajuk "Wildlife International Wildlife Trafficking" itu berlangsung pada 11-12 Februari di Zoological Society, London.
Pangeran William Minta Perburuan Liar Ditumpas
Pangeran William dari Inggris pada Rabu meminta perdagangan ilegal terhadap gajah, badak dan harimau yang “tercela” ditumpas, menjelang sebuah konferensi internasional untuk menekan perburuan liar.
Perwakilan dari 50 negara berkumpul di London untuk berpartisipasi dalam perundingan itu, ditujukan untuk meningkatkan penegakan hukum di negara-negara tempat perburuan liar tersebar luas – terutama Afrika – dan mengekang permintaan yang makin bertambah di Asia.
The London Summit on Illegal Wildlife Trade digelar oleh pemerintah Inggris dan Pangeran Charles serta Pangeran William, yang menyebutnya sebagai titik balik dalam perlawanan terhadap perdagangan ilegal.
“Malam ini kita berada di sini dengan satu tujuan yang sama – menggunakan pengaruh bersama kita untuk menghentikan perburuan dan perdagangan ilegal terhadap beberapa spesies yang paling ikonis dan terancam punah di dunia,” katanya kepada para tamu saat penyambutan.
“Belum pernah sebelumnya satu kelompok seperti ini berkumpul – dengan jumlah sebanyak ini – untuk menghentikan perdagangan ilegal terhadap hewan liar. Kita semua di ruangan ini mempunyai tugas untuk memastikan bahwa besok, 13 Februari, adalah tanggal yang menandai permulaan dari akhir dari perdagangan tercela ini.”
Sekitar 25.000 ekor gajah dibunuh setiap tahun oleh pemburu liar, menurut perkiraan petugas, dan Afrika Selatan kehilangan sekitar 1.000 ekor badak tahun lalu, dibandingkan dengan hanya 13 ekor pada 2007. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...