Positivity Rate COVID-19 di Indonesia Turun Jadi 10,36%
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Positivity rate COVID-19 di Indonesia turun, hingga sekarang berada pada angka 10,36%, dan tingkat keterisian tempat tidur (BOR/bed occupancy rate) rumah sakit secara nasional berada di angka 24%.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren positivity rate nasional terus turun hingga sekarang di 10,36%. Provinsi dengan positivity rate kurang dari 15% terpantau di DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku Utara, Banten, Maluku, NTB, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.
Selainj itu kegiatan tes juga menunjukkan kenaikan hingga mencapai rata-rata 112 ribu orang lebih dites dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai rata-rata 101 ribu orang.
Sementara angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional juga terus turun, sehingga beban rumah sakit lebih ringan. Saat ini BOR nasional ada di kisaran 24%.
“Jika dilihat BOR per provinsi, semua provinsi berada di bawah 60%,” kata Nadia saat memaparkan hasil Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dominasi Varian Delta
Kemenkes juga terus mengikuti perkembangan dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Sejak tahun 2020 hingga 29 Agustus 2021, dari total 5.788 Sekuens SARS-COV-2, 2321 merupakan Sekuens Variant Of Concern. Dari 2.321 Sekuens Variant of Concern tersebut, 2.240 merupakan Varian Delta (b.1617.2+ayx). Varian delta ini merupakan varian yang dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.
“Sebaran virus COVID-19 varian baru terus kita pantau dengan memperbanyak spesimen-spesimen untuk bisa dilakukan sequencing,” katanya. Pada 31 Agustus, hampir 6000 hasil sekuensing telah diserahkan ke dalam database global. Saat ini varian Delta menjadi mayoritas hasil sekuensing di Indonesia, dengan total jumlah mencapai 2.240 sejak ditemukannya varian Delta di awal tahun 2021.
Varian ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Bahkan, studi terakhir menyebutkan, penularannya 5x lipat dari varian Alpha dengan masa inkubasi yang lebih pendek, kata dia. “Kita selalu memantau varian-varian lain yang mungkin bersirkulasi di Indonesia termasuk kemungkinan adanya varian lokal yang muncul di Indonesia.”
Segera Laporkan
Nadia berharap pemerintah daerah dapat memantau wilayah masing-masing. Jika muncul klaster besar, atau jika ditemukan kasus COVID-19 pada individu yang telah mendapatkan vaksinasi dan segera dikonsultasikan untuk pengambilan sampel sequencing.
Pihaknya juga memantau aspek-aspek lain yang berpotensi untuk berdampak pada situasi COVID-19 di tingkat nasional maupun daerah. Salah satunya adalah tren pergerakan masyarakat. Salah satu gambaran situasi pergerakan masyarakat di Jawa Tengah, dapat dilihat bahwa level pergerakan di sektor retail sudah mendekati level seperti sebelum terjadinya pandemi.
Pelonggaran aktivitas masyarakat di berbagai sektor perlu diantisipasi potensi peningkatan risiko penularan. Sebagaimana sebelumnya, peningkatan pergerakan selalu diikuti peningkatan kasus 2-3 pekan setelahnya.
Vaksinasi berdasarkan jumlah warga negara yang telah mendapatkan vaksinasi, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia. Di atas Meksiko dan di bawah Jepang. Serta peringkat ke-7 berdasarkan total dosis suntikan di atas Turki dan dibawah Jerman.
Hingga 31 Agustus 2021, Indonesia juga telah menyuntikan lebih dari 100 juta dosis vaksin COVID-19. Kombinasi dosis 1 dan dosis 2 serta dosis booster ketiga bagi tenaga kesehatan.
Laju vaksinasi pada bulan September ini dapat ditingkatkan sejalan dengan bertambahnya jumlah vaksin yang didistribusikan. Dalam bulan Agustus sudah bertambah sebanyak 43 juta dosis vaksin yang diterima dan rata-rata telah mendistribusikan 8-15 juta dosis vaksin COVID-19 ke daerah.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...