PPI: Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Besar ASEAN
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht menilai Indonesia sebagai negara dengan wilayah dan jumlah penduduk terbesar di ASEAN, berpeluang menjadi pemain besar di kawasan itu dalam bidang-bidang seperti usaha kecil dan menengah (UKM) serta pariwisata.
"Ini terungkap dalam seminar internasional yang digelar PPI Utrecht bekerja sama dengan KBRI Kerajaan Belanda bertajuk European Economic crisis and the future of ASEAN Economic Community: A comparative study yang diadakan di Utrecht-Belanda," kata Ketua PPI Utrecht, Yudistira Pratama Wachyar kepada Antara London, Selasa (24/3).
Seminar yang dihadiri kalangan profesional di Negeri Belanda dan mahasiswa menghadirkan tiga pembicara dengan latar belakang praktisi dan akademisi yaitu Bonanza P Taihitu dari KBRI untuk Kerajaan Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa.
Selain itu Andrei Marentek dari KBRI Belanda dan Dr Dessy Irawati-Rutten, ekonom dan Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional yang juga wakil BNI di Belanda.
Perbedaan Latar Belakang Uni Eropa dan ASEAN
Para pembicara mengungkapkan antara lain terdapat perbedaan latar belakang pembentukan Uni Eropa dan ASEAN. Uni Eropa yang tahap awalnya dibentuk dengan tujuan menciptakan kawasan regional (Kawasan Eropa) yang aman sebagai bentuk penghargaan terhadap hak asasi manusia pasca berakhirnya perang dunia, berkembang menjadi integrasi kawasan dalam bidang ekonomi dan berbagai bidang lainnya.
Sementara ASEAN awalnya dibentuk dengan fokus pengembangan kerja sama dalam bidang sosial-budaya sampai dengan hari ini akhirnya berkembang ke arah kerja sama di bidang ekonomi regional dengan dibentuknya MEA, sebagai salah satu pilar dengan tiga bidang utama ASEAN Community, yang meliputi kerjasama bidang ekonomi, politik-keamanan dan sosial-budaya.
Selain itu, perbedaan di antara kedua bentuk kerja sama kawasan regional itu adalah dalam hal kedaulatan negara anggota. Pembentukan Uni Eropa mengarah pada penyerahan kedaulatan negara anggota dalam beberapa bidang kepada lembaga supra nasional, sedangkan ASEAN dibentuk justru untuk meningkatkan kedaulatan negara di dalamnya dengan mengukuhkan berbagai kerja sama yang bersifat inter-governmental.
Tantangan Indonesia untuk MEA
Dalam seminar itu juga dijelaskan terdapat empat tantangan yang harus dihadapi oleh MEA, yaitu peningkatan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, persoalan birokrasi dan ketertarikan terhadap persoalan internal (inward looking).
Indonesia, sebagai negara anggota dengan wilayah dan jumlah penduduk terbesar memiliki banyak peluang sebagai pemain besar di kawasan ASEAN dalam bidang-bidang seperti UKM dan pariwisata.
Posisi Indonesia yang saat ini berada pada peringkat ke-34 dalam Global Competitiveness Index 2014, seharusnya bisa menjadi faktor pendorong untuk lebih mengoptimalkan perannya di dalam konteks ASEAN.
Meskipun pangsa pasar perdagangan Indonesia besar, bukan berarti Indonesia tidak perlu bergabung dengan ASEAN. Hal ini disebabkan karena hampir 25 persen dari total perdagangan Indonesia berasal dari ASEAN.
Bonus demografi dimana penduduk usia produktif lebih besar dari pada penduduk usia lanjut dan anak-anak merupakan faktor kunci yang menjadikan Indonesia unggul dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Dalam mewujudkan MEA, terdapat beberapa tantangan diantara negara-negara anggota yang disebabkan keragaman wilayah, yang meliputi tingkat produk domestik bruto, pertumbuhan ekonomi, sistem hukum, politik, nilai-nilai budaya dan aspek lainnya.
Saat ini, pemahaman masyarakat mengenai pentingnya MEA masih minim, sehingga perlu adanya sebuah proses berbagi pengetahuan (knowledge sharing) mengenai MEA.
Satu hal yang perlu disadari adalah perlunya untuk memiliki pola berpikir global, dimana tidak terpaku hanya berpikir mengenai kemajuan Indonesia sebagai satu negara tetapi juga memiliki pemikiran bagaimana Indonesia bisa berperan sebagai aktor utama dalam keberhasilan MEA, yang akhirnya berdampak pada kemajuan Indonesia. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...