Pra Sidang Raya PGI: Siap Menjadi Cahaya Kebaikan di Masyarakat dan Gereja
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Penutupan acara pra sidang raya PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) diawali ibadah yang berlangsung hikmat, dan tidak hanya diikuti peserta tetapi juga perwakilan pemerintah setempat, serta warga gereja. Meski dipenghujung kegiatan, rasa sukacita dan semangat tetap terpancar jelas.
Dalam narasi penutupan, Pdt. Lince Pellu menyampaikan terimakasih kepada seluruh panitia, BPS GT, dan Bupati Tana Toraja atas segala upaya yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan PRPrG PGI. “Atas nama MPH-PGI saya mengucapkan terimakasih atas upaya yang dilakukan oleh semua panitia, BPS Gereja Toraja, serta Bapak Bupati Tana Toraja, sehingga kegiatan PRPrG dapat berjalan dengan lancar, juga mama-mama peserta. Tentunya berkat penyertaan Tuhan,” katanya.
PRPrG PGI yang berlangsung di Makale, lanjut Pdt. Lince, menjadi catatan sejarah yang sangat penting bagi perempuan gereja. Sebab itu, diharapkan kebersamaan yang telah terjalin di kegiatan ini menjadi kekuatan untuk menghadirkan damai sejahtera, keadilan, dan kebenaran di tengah masyarakat, bangsa dan gereja.
Hal senada juga disampaikan Pdt. Yusuf Paliling, M.Th. “PRPrG adalah momentum penting dan kami meyakini semua boleh terjadi hanya karena campur tangan Tuhan yang telah memelihara, memberi kesehatan, kekuatan, dan semangat kepada seluruh peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan,” ujarnya.
Dia pun berharap suasana keakraban yang telah dibangun, dan dinikmati, sesesejuk serta alam Toraja. Sehingga ketika kembali ke wilayah masing-masing suasana itu tetap terjaga.
Rasa syukur atas terselenggaranya dengan baik PRPrG PGI, disampaikan oleh Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung. “Ucap syukur kepada Tuhan menjadi bagian dari momentum ini. Kami bersama dengan semua panitia mengucapkan terima kasih atas kesediaan mama-mama, juga pemuda yang masih mengikuti kegiatan ini hingga akhir,” katanya.
Bupati Tana Toraja berharap semua yang dihasilkan dari pertemuan ini dapat diakselerasi lewat program-program konkrit sehingga dapat menjawab dan memberi solusi bagi pergumulan dan tantangan yang dihadapi perempuan gereja.
Penutupan PRPrG PGI 2024 diakhiri dengan malam budaya berupa penampilan tari-tarian, dan pujian oleh peserta PRPrG PGI dari daerah masing-masing, serta permainan aklung oleh PGIW Jabar.
Penutupan PRPG
Dihari yang sama, dan dalam suasana khidmat, para peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti ibadah penutupan dengan penuh rasa syukur atas pengalaman dan wawasan yang telah diperoleh selama kegiatan ini. Ibadah penutupan menjadi momen refleksi bersama, sekaligus penguatan bagi generasi muda gereja untuk melanjutkan peran mereka sebagai agen perubahan di masyarakat.
Setelah ibadah, Ketua Biro Pemuda dan Remaja PGI, Rosiana Purnomo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta dan panitia yang telah berperan aktif dalam menyukseskan acara ini. Rosiana juga mengingatkan para pemuda gereja untuk terus menjaga semangat persatuan dan perdamaian.
“PRPG tahun ini bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi sebuah panggilan bagi kita semua, khususnya pemuda gereja, untuk menjadi pelopor perdamaian dan bekerja sama membangun bangsa. Semoga semangat ini terus tumbuh dan menyala di setiap langkah kalian,” ujar Rosiana.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Umum Sinode Toraja, Pdt. Alfred Anguy, yang menyambut baik kehadiran para pemuda dari seluruh Indonesia di Makale, Tana Toraja. Pdt. Alfred berharap pengalaman di Toraja dapat menginspirasi para peserta untuk semakin mencintai keragaman dan kekayaan budaya Indonesia, serta mempererat persaudaraan lintas gereja.
“Kami bangga bisa menjadi tuan rumah PRPG 2024 ini. Semoga momen ini memberikan kesan mendalam dan memperkuat komitmen kita semua untuk terus bersatu dalam perbedaan demi kebaikan bersama,” ungkapnya.
Penutupan PRPG 2024 ini menjadi penanda berakhirnya rangkaian kegiatan yang berfokus pada pengembangan karakter dan kepemimpinan pemuda gereja, melalui berbagai sesi diskusi, pelatihan, dan aktivitas sosial. Para peserta diharapkan dapat membawa pulang semangat yang telah dibangun di Makale, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan pelayanan mereka di gereja dan masyarakat.
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...