Loading...
TOPIK PILIHAN
Penulis: Eti Artayatini 09:34 WIB | Selasa, 05 November 2024

Kemeriahan Pembukaan PRPG dan PRPrG PGI 2024 di Tana Toraja

Kemeriahan Pembukaan PRPG dan PRPrG PGI 2024 di Tana Toraja
Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklavyn F. Manuputty memberikan kata sambutan (Foto : Pribadi)
Kemeriahan Pembukaan PRPG dan PRPrG PGI 2024 di Tana Toraja
Defile peserta PRPG dan PRPrG (Foto : pribadi)
Kemeriahan Pembukaan PRPG dan PRPrG PGI 2024 di Tana Toraja
Suasana pembukaan (Foto : Pribadi)

TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Plaza Makale menjadi saksi perhelatan bersejarah saat Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) dan Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) PGI 2024 dibuka secara resmi pada Kamis (31/10/2024). Acara pembukaan menghadirkan pertunjukan budaya memukau, termasuk tarian tradisional, drama persembahan Gereja Toraja yang mengangkat isu tantangan gereja masa kini, serta alunan angklung dari Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT).

Pertemuan yang mengusung tema "Memancarkan Terang Kristus yang Membuahkan Keadilan dan Kebenaran" ini diawali dengan prosesi defile bendera Merah Putih, bendera PGI, dan Gereja Toraja. Prosesi dilanjutkan dengan arak-arakan pendeta Gereja Toraja, PWGT, PKBGT, PPGT, dan GMKI, serta barisan peserta dari berbagai wilayah yang mengenakan pakaian adat daerah masing-masing.

Pdt. Dr. Johanna R. Tangirerung, dosen UKI Toraja, dalam khotbahnya menekankan peran vital kaum perempuan dan pemuda sebagai pembawa terang di tengah berbagai tantangan. Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum BPS GT, Pdt. Alfred Anggui, menyoroti pentingnya pertemuan ini dalam menghasilkan gagasan konstruktif bagi kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bergereja.

Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, dalam sambutannya menonjolkan Toraja sebagai model toleransi beragama. "Meski mayoritas Kristen, kami tidak pernah mengedepankan dominasi, melainkan mengutamakan kehidupan bersama yang diberkati Tuhan," jelasnya.

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklavyn F. Manuputty, mengangkat isu-isu kritis yang dihadapi gereja, termasuk tingginya angka perceraian, KDRT, dan kasus bunuh diri di kalangan pemuda. Beliau menegaskan bahwa PGI menjadikan Spiritualitas Berbasis Keluarga sebagai isu strategis untuk mengatasi tantangan tersebut.

Acara pembukaan yang berlangsung selama empat jam ditutup dengan pemukulan gendang secara simbolis oleh para pemimpin gereja dan pemerintah daerah, dilanjutkan dengan doa syukur dan jamuan kasih. Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi gereja untuk merumuskan langkah strategis menghadapi tantangan masa depan sambil mempertahankan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi.

Editor : Eti Artayatini


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home