Pragmatisme Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dalam PRU 13
KUALALUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Partai Islam Se-Malaysia (PAS) merupakan salah satu partai berlandaskan Islam, PAS dan satu-satunya partai di Malaysia yang meletakkan perjuangan politik untuk mendirikan sebuah negara Islam di Malaysia. Perjuangan PAS dalam mendirikan negara Islam dapat dilacak lebih awal bermula sekitar tahun 1951 yaitu ketika ia keluar dari United Malay Nasionlist Organization UMNO. Partai yang mengusung nasionalisme Melayu dan memperjuangkan kepentingan etnis Melayu . Sebelum berdiri sebagai partai politik, PAS pada awalanya merupakan sebuah bagian organisasi yang mengurus kegiatan keagamaan di dalam partai UMNO.
Keluarnya PAS dengan UMNO dikarenakan kekecewaan besar Ahmad Fuad, pimpinan PAS pada saat itu yang merupakan Kepala Biro Keagamaan UMNO yang menjadikan nasionalisme Melayu sebagai dasar perjuangan UMNO yang juga menghalalkan perjudian atas nama Loteri Kebajikan Masyarakat. Kedua persoalan di atas mendorong para ulama yang tergabung dalam PAS, pada tanggal 24 November- 1951 keluar dari UMNO dan kemudian mendirikan PAS di Pulau Penang . Partai ini didukung oleh ulama dan kelompok muslim santri
Sebagai sebuah partai Islam, asas utama perjuangan partai ini memang untuk mewujudkan sebuah masyarakat dan pemerintahan negara yang berdasarkan nilai-nilai dan hukum-hukum kehidupan yang berteraskan Islam. Dalam mencapai cita-cita ini, berbagai cara dan pendekatan telah digunakan oleh PAS. Bermula dengan proses pentarbiyahan, pengkaderan ahli-ahli baru hingga perjuangan politik untuk merebut kekuasaan.
Pragmatisme Politik PAS
Perjuangan PAS dalam ranah politik secara umum dimulai dengan keikutsertaan partai ini dalam Pemilu pertama Malaysia pada tahun 1959, yaitu setelah PAS keluar dari UMNO. Pada Pemilu ini PAS hanya berhasil memenangi satu kursi dari 222 kursi yang diperebutkan dan menjadi partai oposisi dengan kekuatan yang kecil. Dengan kekuatan ini hampir mustahil PAS dapat mencapai tujuanya untuk mengambi alih pemerintahan. Suara PAS kurang didengar dan kurang mendapat perhatian terutama sekali dalam hal-hal pembuatan kebijakan-kebijakan yang mendasar.
Dalam sejarah politiknya, kemudian partai ini hanya menguasai pemeritahan federal seperti di Kelantan, Terengganu, serta Kedah. Keberhasilan PAS untuk memenangi negeri-negeri yang sudah dikuasai tidak berjalan dalam waktu yang singkat. Sikap rendah diri dan kuat pegangan agama yang dimiliki oleh pemimpin-pemimpin PAS menjadi salah satu faktor penting dalam mememengkan ketiga negeri ini. PAS sebagaimana yang digambarkan oleh para ahli sering menggunakan imejnya yang sederhana sebagai daya tarik untuk mengambil hati rakyat yang rata-rata berasal dari kelas bawah dan petani. Kelompok ini terdiri dari orang Melayu-Islam yang menempati daerah-daerah perkampungan serta kawasan-kawasan yang belum berkembang.
Dukungan dari kelompok Melayu-Islam yang berasal dari kelas bawahan menjadi aset besar bagi PAS untuk memastikan keberlangsungan sebagai sebuah partai politik. Namun, dengan hanya memiliki dukungan yang kecil dari kelompok ini, mustahil bagi partai ini untuk melangkah lebih jauh. Tidak ada pilihan lain, PAS harus bisa mengambil hati dari etnik non Melayu seperti masayarakat Cina, India . Dengan demikian PAS mengambil sikap yang lebih pragmatis dalam dalam langkah-langkah politiknya selanjutnya.
Pada tahun 2008, setelah berhasil meningkatkan kemenangannya dalam Pemilu ke-12, PAS mengambil keputusan untuk bergabung dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Dr Anwar Ibrahim dan partai yang didukung oleh masayarakat Cina Democratic Action Party (DAP) dan membentuk partai gabungan yang diberi nama Pakatan Rakyat (PR) dan sekaligus membentuk sebuah koalisi partai oposisi yang besar. Dengan keputusan ini PAS duduk bekerja sama dengan partai-partai yang secara ideologi sangat berbeda. Strategi PAS ini merupakan upaya agar PAS tetap terus memperkuat posisi politiknya dalam menghadapai UMNO dan menguasai pemerintahan di Malaysia.
Sikap pragmatik ini telah mengundang berbagai kritik terhadap PAS. Kritik itu berasal dari lawan politik, utamanya UMNO. Salah satau kritikan yang utama adalah berubahanya agenda ideologis PAS dari membentuk negara Islam menjadi membentuk negara yang berkebajikan. Perubahan agenda ideologis ini menunjukkan melemahnya perjuangan ideologis PAS. Kritikan lain kepada PAS terkait dalam merespon perbedaan pendapat dengan DAP dalam pelaksanaan hukum hudud yang tidak disetujui DAP di.mana PAS dianggap mengalah. Kegagalan dalam menjawab kritikan dalam menjelaskan dengaan baik persoalan hudud kepad DAP khususnya, serta kepada rakyat secara umum mengesankan bahwa misi idologi Islam dalam menerapkan hudud PAS tenggelam secara perlahan-lahan.
Mencairnya perjuangan ideologi PAS diperburuk dengan mencuatnya kasus skandal video seks yang melibatkan pemimpin partai sekutunya PKR yang memberi kritikan terhadap PAS. Pargmatisme PAS dan skandal tersebut menjadi pukulan yang telak bagi PAS yang dianggap telah luntur ideologinya antara lain karena mempertahankan sekutu politik yang tidak bermoral. Berbagai kejadian ini telah memperburuk imej PAS sebagai partai Islam.
Berbagai persoalan yang melilit PAS telah menurunkan perolehan suara PAS pada Pilihan Rakyat Umum (PRU) ke 13 yang baru saja diumumkan pada tanggal 5 Mei lalu. Kejutan besar terjadi, karena PAS gagal mempertahanakan beberapa kursinya di Negeri Kelantan dan menderita kekalahan di negeri Kedah yang telah dimenangkannya pada Pemilu yang lalu. Menurunya capaian PAS ini tidak sejalan dengan keberhasilan koalisinya Pakatan Rakyat. PAS tidak berhasil dalam memenangkan suara pemilih dalam Pakatan Rakyat, karena partai ini hanya mendapatkan 21 Kursi atau paling sedikit dibanding PKR yang menenangi 29 Kursi dan DAP 38 kursi.
Capaian PAS yang kurang menggambirakan ini telah membuka mata para petinggi PAS. Di satu sisi, telah terjadi deislamisasi politik kelompok Melayu yang kembali memberikan dukungan yang besar kepada partai Nasionalis UMNO dan Partai Pluralis PKR. Sementara itu strategi pragmatism PAS yang bergabung dalam Pakatan Rakyat malah menurunkan perolehan suara dalam PRU ke-13 ini.
(Penulis adalah Mahasiswa Master Ilmu Politik Universiti Sains Malaysia)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...