Prajurit Prancis Ditikam Saat Berpatroli Dekat Paris
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Seorang tentara Prancis yang sedang berpatroli di wilayah barat kota Paris ditikam oleh seseorang tak dikenal di leher dan terluka Sabtu (25/5) demikian dikatakan Presiden Francois Hollande.
Pria berusia 23 tahun dan berseragam ini ditikam dari belakang kira-kira pukul enam malam dan diserang dengan menggunakan pisau lipat, malam tadi sedang berpatroli sebagai bagian dari anti terorisme bersama dengan dua polisi lainya.
Seperti dilansir reuters.com juru bicara kepolisian setempat mengatakan bahwa prajurit yang ditikam tersebut mengatakan bahwa penyerangnya berpostur tinggi dan berjanggut, berusia kira-kira tiga puluh lima tahun, diperkirakan warga Afrika utara dan beraksen Prancis dengan logat Arab.
Francois Hollande yang kebetulan berada di Adis Ababa, Ethiopia mengomentari penikaman ini dengan mengatakan bahwa sang penikam sedang dicari tetapi belum diketahui identitas atau motivasi penyerangan tersebut.
“Kami masih belum paham kondisi yang pasti tentang identitas penyerang, tetapi kami mencoba melihat dari berbagai kemungkinan yang ada” ujar Francois Hollande kepada para jurnalis.
Tiga hari setelah seorang prajurit Inggris ditikam di jalanan kota London oleh dua orang pria yang mengatakan bahwa mereka akan mengadakan serangan balasan terhadap Muslim, penyerangan di sekitar kota Paris memunculkan sejumlah pertanyaan akankah ini motifasi yang sama yang dilakukan kepada prajurit Prancis.
Menteri Dalam Negeri Manuel Valls mencermati kesamaan pola-pola tersebut, dalam wawancaranya dengan stasiun televisi France 2 yang mengatakan bahwa penyerang mencoba membunuh korbannya, tetapi ia menambahkan bahwa terlalu awal jika menyimpulkan motivasinya. “Mari jujur sekarang," ujar Valls menanggapi motifasi identitas pelaku.
Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada Jurnalis dekat tempat penyerangan tersebut “prajurit itu diserang karena ia adalah seorang prajurit”
Pierre Andre Peyvel, polisi wilayah Haute-de-Seine, bagian barat kota Paris mengatakan bahwa prajurit yang ditikam itu kehilangan banyak darah namun bisa diselamatkan, dan telah dirawat dengan baik di rumah sakit militer. Namanya tak disebutkan
Para saksi mata di sekitar wilayah stasiun kereta api urban dimana proses penikaman itu terjadi menuturkan kesaksian berbeda. Ada yang mengatakan kepada televisi bahwa dua orang itu menyabet, dan saksi lainnya lagi kebingungan.
Peyvel menyanggah untuk meyakinkan tentang ciri-ciri spesifik penyerang dan mengatakan lebih lanjut pada wawancara di sesi lain. Sumber di kepolisian akan menayangkan apabila tidak segera ditangkap.
Prancis saat ini dalam tingkat kewaspadaan tinggi dari serangan militan Islam menyusul intervensi Pasukan Prancis di Mali pada bulan Januari 2013, dimana Pasukan Prancis telah membunuh pemimpin Al Qaeda Afrika Utara, Aqim.
Peringatan terakhir sesungguhnya telah diunggah di sebuah video di Youtube, atau tepatnya beberapa minggu sebelum peristiwa seseorang bersenjata menyerang kamp militer dan pertambangan uranium milik Prancis di Afrika Tengah, Nigeria, dia membunuh 24 prajurit dan satu warga sipil.
Valls mengatakan Prancis akan mempertahankan diri dari teror tingkat tinggi ini agar jangan sampai ke level “merah.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...