Praktek Jual Beli Kunci Jawaban UN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Belum selesai permasalahan tentang keterlambatan pendistribusian soal Ujian Nasional (UN) 2013, berkembang isu tentang praktek jual beli kunci jawaban UN 2013. Tampaknya sistem paket yang diterapkan dalam proses pendistribusian tidak bisa meminalisisasi tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN tahun ini. Pada kenyataannya, masih saja terjadi penjualan kunci jawaban UN yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi meraup keuntungan.
Seperti dilansir Okezone, sejumlah sekolah menjadi korban praktek jual beli kunci jawaban UN 2013. Seperti yang terjadi di Bandar Lampung, ratusan murid menjadi korban praktek jual beli kunci jawaban UN 2013 yang yang lebih miris bahwa bukan hanya praktek jual beli saja yang terjadi tetapi ada unsur penipuan didalamnya.
Kasus ini sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian dan mereka akan melakukan pengusutan setelah ujian ini berakhir. Kurang lebih 300 siswa membeli kunci jawaban dengan senilai 30 ribu Rupiah per mata pelajaran. Para siswa membeli kunci jawaban palsu melalui pesan pendek.
Kepala SMAN 05 Bandar Lampung, Drs. Ahyaudin pun membenarkan para siswanya terlibat dalam pembelian kunci jawaban soal tersebut. Setelah diadakan pengecekan ternyata kunci jawaban yang dibeli oleh siswa itu tidak benar. Beruntung para siswa baru membayar kunci jawaban mata pelajaran pada hari pertama saja.
Aksi penipuan ini terbongkar setelah video amatir yang berasal pengakuan siswa-siswi SMAN 5 Bandar Lampung terkait praktek jual beli kunci jawaban UN, "Saya berharap, polisi dapat segera mengungkap dalang di balik aksi penipuan ratusan pelajar dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku," kata Ahyaudin.
Selain di Bandar Lampung isu praktek jual beli kunci jawaban juga ada di Semarang, tetapi setelah diselidiki ke pihak sekolah isu tersebut terbukti tidak benar sehingga malah membuat bingung pihak sekolah.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...