Pramono Anung: Jokowi Miliki Kharisma Kerakyatan

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pramono Anung, Wakil Ketua DPR RI yang juga pengarah tim kampanye Jokowi-JK berpendapat bahwa calon presiden (capres) yang diusung oleh PDI-Perjuangan, Joko Widodo memiliki kharisma kerakyatan dalam berkomunikasi baik di dalam orasi maupun berinteraksi langsung dengan rakyatnya.

“Ini (kharisma kerakyatan) mungkin membedakan Jokowi dengan yang lainnya,” kata dia dalam konferensi pers yang digelar di Media Center di Jalan Cemara, Jakarta, Senin (9/6).

“Maka pasar, kerumunan massa, crowd, kemudian permasalahan masyarakat itu bukan yang harus dihindari oleh beliau tetapi malah hal yang harus didatangi. Biasanya pemimpin itu kebanyakan menghindari permasalahan yang ada di masyarakat. Tetapi Pak Joko Widodo ini adalah pemimpin yang lebih meraakan dirinya itu dibutuhkan ketika dia di tengah-tengah masyarakatnya. Itulah yang saya sebut dalam bahasa politik komunikasi itu sebagai kharisma kerakyatan.”

Menurutnya, cara berkomunikasi Jokowi adalah cara yang murni dan jauh dari kesan pencitraan. Dia menampik anggapan bahwa cara kerja dan berkomunikasi Jokowi merupakan pencitraan dan menurutnya tidak mungkin bahwa seseorang melakukan pencitraan dengan rentan waktu yang lama yaitu selama tujuh tahun.

Sebagai contoh, Anung menceritakan ketika Jokowi menjadi walikota Solo dan menghadapi ancaman bom dan kekerasan, dia muncul dengan motornya dan tanpa diketahui seorang wartawan pun bahwa dia sudah berada di lokasi dan sudah berbaur dengan publik.

Pramono Anung yang juga seorang doktor dari komunikasi politik menegaskan bahwa Jokowi tidak bisa dikendalikan oleh siapa pun. Hal ini terbukti dengan tidak adanya politik transaksional terhadap partai-partai yang berkoalisi dengannya. Dengan demikian, kalau Jokowi menjadi presiden maka dengan mudah dia akan mengakomodir orang-orang terbaik yang berasal dari partai maupun non-partai. Dia berharap kabinet yang dipimpin oleh Jokowi kelak benar-benar menjadi kabinet kerja.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja