Prancis: Bagian Pesawat Kemungkinan Besar dari MH370
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Terdapat “kemungkinan sangat besar” bawah puing-puing yang ditemukan di pulau Samudera Hindia, La Reunion, Prancis berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370, ungkap seorang jaksa penuntut Prancis pada Rabu (5/8).
“Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bagian sayap tersebut memang berasal dari pesawat MH370,” kata wakil jaksa penuntut Paris Serge Mackowiak.
Pernyataannya jauh lebih hati-hati dari pernyataan satu menit sebelumnya oleh perdana menteri Malaysia, yang menyebutkan bahwa penyelidikan “secara meyakinkan membenarkan” bahwa puing-puing itu berasal dari pesawat tersebut.
Penyidik sudah dapat mengonfirmasi bahwa bagian pesawat itu berasal dari Boeing 777 karena “karakteristik teknisnya”.
Lebih lanjut, “dokumentasi teknis” yang disediakan oleh perwakilan Malaysia Airlines memungkinkan penyidik untuk “membuat keterkaitan antara barang yang diperiksa oleh para ahli dan bagian sayap dari Boeing 777 MH370 dalam hal karakteristik teknis umum keduanya,” ujar Mackowiak.
Dia tidak dapat memastikan kapan hasil lebih rinci dapat diumumkan.
Namun, dia menekankan: “Para ahli melakukan tugas mereka secepat mungkin untuk memberikan informasi lengkap dan dapat diandalkan secepat mungkin kepada keluarga korban.”
Sementara itu, para kerabat penumpang korban MH370 di Tiongkok marah menerima informasi simpang siur tentang kebenaran potongan pesawat tersebut.
Keluarga korban berkumpul di depan kantor Malaysia Airlines di Beijing hari Kamis (6/8) meminta kejelasan dimana Perdana Menteri Malaysia menyatakan bahwa peneliti di Prancis memiliki keyakinan potongan pesawat tersebut bagian dari MH370, sementara peneliti di Prancis tidak mengkonfirmasi hanya menyatakan sangat mungkin.
Pesawat MH370 penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok, membawa 239 penumpang, termasuk tujuh Warga Negara Indonesia dan kru, dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014. (AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...