Prancis dan Spanyol Tolak Kuota Imigran
SATUHARAPAN.COM – Penolakan rencana Uni Eropa yang akan memberlakukan kuota imigran tidak hanya datang dari Inggris, namun juga dari Prancis dan Spanyol. Penentangan tersebut juga termasuk soal rencana militer angkatan laut yang akan segera dioperasikan Uni Eropa di Laut Mediterania bulan depan.
Presiden Prancis, François Hollande, mengatakan, ia mendukung distribusi para pengungsi yang lebih adil dari para pengungsi di antara negara-negara Eropa. Namun, Prancis tidak bisa menerima kebijakan kuota imigran.
"Tidak mungkin memberlakukan kuota imigran sebab kita punya aturan tentang pemeriksaan dan kebijakan perbatasan untuk mengawasi imigrasi," kata Hollande pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Pernyataan Hollande tersebut datang sehari setelah Spanyol mengisyaratkan akan menolak sistem kuota. Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel García-Margallo tegas menolak rencana kouta imigran pada Senin (18/5), dengan alasan bahwa tingkat pengangguran negara yang tinggi tidak bisa menambah lebih banyak imigran.
"Berjanji untuk menampung imigran kepada pihak yang tidak dapat memberikan pekerjaan, menurut saya, itu merupakan layanan yang buruk," katanya kepada sebuah radio di Spanyol. Ia menekankan bahwa ada motivasi ekonomi dibalik tindakan imigrasi tersebut.
"Suatu hal yang logis bila orang ingin menemukan masa depan yang lebih baik. Untuk itulah, salah satu parameter yang harus diingat adalah pengangguran," ujar García-Margallo.
"Prioritas pertama ialah memberikan pekerjaan. Sebuah negara yang memiliki 23 persen pengangguran tidak sama dengan yang di bawah 5 persen," tambahnya.
Penerapan sistem kuota juga ditentang dari megara-negara Uni Eropa lainnya, seperti Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, dan Slovakia.
Hal yang sama juga diungkapkan Hollande. “Imigran datang karena mereka berpikir bahwa Eropa adalah benua makmur, bahkan saat mereka tidak dipekerjakan oleh perusahaan. Justru itulah harus dikawal kembali, itulah aturan," ujarnya, sebagaimana dilansir The Guardian.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...