Prancis Desak Turki-Rusia Setujui Gencatan Senjata di Suriah
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Rusia dan Turki pada Sabtu (29/2) untuk mengakhiri permusuhan di Suriah dan sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang langgeng, kata kantor kepresidenan.
Macron mengatakan kepada para pemimpin Rusia dan Turki dalam pembicaraan per telepon terpisah bahwa dia "sangat prihatin atas petaka kemanusiaan yang sedang terjadi" yang diakibatkan oleh serangan Suriah dan sekutu-sekutunya di provinsi Idlib.
"Presiden Republik (Prancis) menekankan bahwa penghentian permusuhan secepatnya dibutuhkan dan mengimbau Rusia dan Turki menetapkan gencatan senjata yang tahan lama dan dapat dibuktikan sebagaimana komitmen yang mereka katakan kepada Prancis dan Jerman pada pertemuan puncak empat-arah di Istanbul pada musim gugur 2018," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.
Macron juga mengungkapkan solidaritas bersama Turki atas kematian pasukannya belakangan ini di Suriah, dan mendesak Turki untuk bekerja sama dengan Uni Eropa mengenai arus migran.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pada Sabtu bahwa dia meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyingkir dari Suriah dan tidak ikut campur dalam upaya memperoleh kesepakatan antara Turki dan Suriah.
Setelah 33 anggota pasukan militer Turki terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah pada Kamis (27/2), Turki menyebut akan mengizinkan para migran yang ditampung negara itu untuk bebas menuju Eropa.
Menurut Erdogan, sekitar 18.000 migran telah melewati perbatasan. Meskipun tanpa menyertakan bukti, dia menyebut bahwa jumlah itu akan bertambah banyak.
Sementara itu, hari ini pula, Yunani menyatakan keputusan pemerintah untuk melindungi wilayah perbatasan setelah para migran mencoba untuk menyeberang dari Turki ke negara itu.
"Pemerintah akan melakukan apa pun demi melindungi perbatasan kami," kata juru bicara pemerintahan, Stelios Petsas, menambahkan bahwa dalam 24 jam terakhir, otoritas Yunani telah menggagalkan upaya masuk sekitar 4.000 migran.
"Dan ini tidak ada urusan dengan Idlib," ujar dia. (Reuters)
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...