Prancis: Pembebasan Sandera Harus Jadi Tujuan Prioritas Serangan Israel ke Gaza

TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan dalam kunjungan solidaritas ke Israel pada hari Selasa (24/10) bahwa pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas harus menjadi “tujuan pertama” perang di Gaza.
“Tujuan pertama yang harus kita miliki hari ini adalah pembebasan semua sandera, tanpa pembedaan apa pun, karena ini adalah kejahatan yang sangat buruk yang mempertaruhkan nyawa anak-anak, orang dewasa, orang tua, warga sipil, dan tentara,” kata Macron setelah bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Macron menambahkan bahwa serangan ini harus dilakukan tanpa “memperbesar konflik ini.”
Macron akan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, di Ramallah pada hari Selasa, kata kantor pemimpin Palestina.
Macron adalah pemimpin Barat terbaru yang melakukan kunjungan solidaritas ke Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, namun ia akan menjadi pemimpin pertama yang mengunjungi markas besar Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki selama krisis tersebut. Kepresidenan Perancis tidak segera mengkonfirmasi pertemuan tersebut.
Persiapan Serangan Darat
Sementara itu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letjen Herzi Halevi, mengatakan pasukan darat Israel “sangat siap” untuk melancarkan serangan darat di Jalur Gaza.
“Kami ingin membawa Hamas ke kondisi pembongkaran total, para pemimpinnya, cabang militernya, dan mekanisme kerjanya. Itulah sebabnya kami melakukan serangan, dan melenyapkan komandan dan anggota berpangkat tinggi, menghancurkan infrastruktur, dan bertindak dengan tekad yang besar,” kata Halevi kepada komandan Divisi 146 di Israel utara, seperti dikutip IDF melalui Telegram.
Dia menambahkan: “Jalur ini adalah jalur serangan yang tak henti-hentinya, yang merugikan Hamas di mana pun dan dalam segala hal. Kami telah mempersiapkan diri dengan baik untuk operasi darat di selatan. Komando Selatan mempunyai rencana operasional yang berkualitas.”
Mengacu pada penundaan dalam melancarkan serangan darat, Halevi menyatakan: “Ada pertimbangan taktis, operasional, strategis yang memberikan waktu tambahan, dan pasukan yang memiliki lebih banyak waktu akan lebih siap, dan itulah yang kami lakukan sekarang.”
IDF telah mengatakan kepada pemerintah Israel bahwa mereka sepenuhnya siap untuk serangan darat di Jalur Gaza setelah 16 hari serangan udara, menurut Times of Israel.
“Militer (Israel) mengharapkan pemerintah segera mengambil keputusan mengenai serangan darat, karena pasukan yang ditempatkan di perbatasan hanya bisa tetap berada dalam kondisi siaga untuk waktu yang lama. Namun militer memahami bahwa mungkin ada pertimbangan tambahan, seperti masalah sandera, yang dapat menyebabkan penundaan,” lapor Times of Israel. (AFP/Times of Israel/Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti

Netanyahu Kecam Hamas Atas Pembebasan Jenazah Yang Salah
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk membalas dendam...