Prancis Pulangkan 35 Anak ISIS dari Suriah
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Prancis telah memulangkan 35 anak dan 16 ibu dari kamp-kamp di Suriah yang menahan anggota keluarga tersangka ekstremis sejak kelompok ISIS digulingkan pada tahun 2019, kata kementerian luar negeri.
“Prancis hari ini telah melakukan pemulangan 35 anak di bawah umur ke Prancis yang berada di kamp-kamp di timur laut Suriah. Operasi ini juga termasuk pemulangan 16 ibu dari kamp yang sama ini,” kata pernyataan dari kementerian luar negeri.
Ia menambahkan bahwa anak di bawah umur diserahkan ke layanan perlindungan anak dan akan menjalani pemeriksaan medis, sementara ibu akan menghadapi proses peradilan.
Kelompok hak asasi telah lama mendesak pemerintah Prancis untuk membawa pulang sekitar 200 anak dalam tahanan yang dibawa ke wilayah ISIS oleh orang tua mereka atau lahir di sana selama tahun-tahun pertempuran.
Mereka ditahan di kamp-kamp yang dikelola Kurdi di timur laut Suriah di mana malnutrisi dan penyakit merajalela.
Salah satu yang terbesar dan paling padat adalah kamp Al-Hol di mana rata-rata dua anak meninggal setiap pekan, menurut laporan kelompok kampanye Save the Children September lalu.
Prancis berpendapat bahwa masalah keamanannya adalah yang terpenting, setelah mengalami serangkaian serangan dari ekstremis ISIS, termasuk serangan November 2015 di gedung konser Bataclan dan target lain di sekitar Paris yang menewaskan 130 orang.
Banyak dari anak-anak itu bersama ibu atau ayah mereka yang menimbulkan risiko, dan Prancis bersikeras bahwa warga negara Prancis menghadapi pengadilan lokal.
Sebelum operasi pada hari Selasa, Prancis telah memulangkan 126 anak sejak 2016.
Perang saudara Suriah telah mengakibatkan krisis kemanusiaan yang besar. Ini dimulai dengan protes damai terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada Maret 2011 dan berkembang menjadi konflik berlarut-larut yang menyedot kekuatan dunia.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan bulan lalu bahwa 306.887 warga sipil telah tewas di Suriah selama konflik sejak 2011, sekitar 1,5 persen dari populasi sebelum perang. (AFP/ Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Cara Mengatasi Biduran dengan Tepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin menjelaskan penyebab biduran, salah sa...