Prancis: Seorang Pendeta Gereja Ortodoks Ditembak
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Seorang pendeta dari Gereja Ortodoks Yunani ditembak pada hari Sabtu (31/10) ketika dia menutup gerejanya di kota Lyon, Prancis, dan pihak berwenang mengunci sebagian kota untuk memburu penyerang, kata polisi.
Imam itu, seorang warga negara Yunani, berada di rumah sakit lokal dengan luka yang mengancam jiwa setelah ditembak di perut, kata seorang pejabat polisi. Penyerang itu sendirian dan menembak dengan senapan berburu, kata pejabat itu, yang tidak diizinkan untuk disebutkan namanya secara publik.
Polisi menutup sebagian besar lingkungan perumahan di sekitar gereja dan memperingatkan publik di jejaring sosial untuk menjauh. Saat malam tiba di Lyon terlihat pita polisi dan kendaraan darurat di seluruh lingkungan. Polisi nasional men-tweet menyebutkan bahwa “insiden keamanan publik yang serius'' sedang berlangsung.
Alasan penembakan itu belum jelas. Itu terjadi dua hari setelah serangan dengan pisau ekstremis Islamis di sebuah gereja Katolik di kota Nice, Prancis yang menewaskan tiga orang. Kasus itu terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung atas publikasi karikatur Nabi Muhammad di surat kabar Prancis “Charlie Hebdo.”
Otoritas anti-teroris Prancis belum menyelidiki penembakan pada hari Sabtu, meskipun menteri dalam negeri mengaktifkan tim darurat khusus untuk mengikuti kasus tersebut saat pria bersenjata itu masih buron.
Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, menegaskan kembali janji pemerintah untuk mengerahkan pasukan militer di tempat-tempat keagamaan dan sekolah. Dia mengatakan orang Prancis dapat “mengandalkan bangsanya untuk mengizinkan mereka menjalankan agama mereka dengan aman dan bebas sepenuhnya.''
Berusaha meredakan ketegangan dan menjelaskan pembelaan Prancis terhadap kartun Nabi Muhammad, Presiden Emmanuel Macron memberikan wawancara yang disiarkan pada hari Sabtu di jaringan Arab, Al-Jazeera. Macron juga mentweet bahwa “negara kami tidak memiliki masalah dengan agama apapun. Mereka semua menjalankan di sini dengan bebas! Tidak ada stigmatisasi: Prancis berkomitmen untuk perdamaian dan hidup bersama dalam harmoni.'' (AP)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...