Republik Dominika Akan Pindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Israel pada hari Sabtu (31/10) menyambut baik deklarasi Republik Dominika bahwa negara Karibia tersebut mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dari Tel Aviv.
Kementerian luar negeri Republik Dominika mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (30/10) bahwa mereka sedang mengevaluasi langkah tersebut atas permintaan komunitas Yahudi setempat, mencatat bahwa kedutaan besarnya di Israel telah berada di Yerusalem sejak 1980.
Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, memuji Republik Dominika dan menyatakan terima kasih kepada Menlu Dominika, Roberto Alvarez Gil, karena telah mempertimbangkannya.
"Saya berterima kasih padanya selama pembicaraab telepon kami kemarin untuk keputusan penting ini dan selama bertahun-tahun persahabatan antara kedua negara kami," kata Ashkenazi di Twitter.
Pengumuman itu disampaikan dua bulan setelah pemerintahan baru Dominika yang dipimpin oleh Presiden Luis Abinader, cucu imigran Lebanon. Sejak mengambil alih kekuasaan, Abinader menggambarkan hubungan negara itu "sangat istimewa" dengan Amerika Serikat, mitra dagang utama Republik Dominika.
Beberapa hari sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat, deklarasi Dominika itu menyusul negara-negara Amerika Latin lainnya yang baru-baru ini memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem atau sedang mempertimbangkannya.
Presiden AS Donald Trump, yang berjuang pada pemilihan pada hari Selasa, membuat marah warga Palestina dan membuat marah banyak pemimpin dunia dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017, dan kedutaan AS pindah ke sana pada tahun berikutnya.
Guatemala memindahkan kedutaannya ke Yerusalem segera setelah itu, dan Honduras mengatakan pihaknya bertujuan untuk melakukan hal yang sama pada akhir tahun 2020. Brasil juga sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Status Yerusalem telah menjadi salah satu masalah paling rumit dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967, sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Israel menganggap semua kota, termasuk sektor timur yang dianeksasi setelah perang 1967, sebagai ibu kotanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...