Prancis Tetap Terima 30.000 Pengungsi Suriah Pasca Teror Paris
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Prancis, Francois Hollande, pada hari Rabu (18/11) mengatakan negaranya tetap akan menghormati komitmennya untuk menerima pendatang yang mencari suaka meskipun serangan teroris yang mematikan telah terjadi di Paris pada hari Jumat (13/11).
Hollande mengatakan, "Prancis akan tetap menjadi negara kebebasan."
"Hidup harus berlanjut sepenuhnya," kata Hollande dalam sebuah acara yang dihadiri oleh para walikota seluruh Prancis, yang memberinya standing ovation, seperti diberitakan oleh ABC.
"Apa jadinya Prancis tanpa museum, tanpa teras, tanpa konser, atau tanpa pertandingan olahraga?"
"Prancis harus tetap seperti itu. Tugas kita adalah untuk melanjutkan hidup kita. "
Hollande mengatakan, "30.000 pengungsi akan disambut dalam dua tahun ke depan. Negara kita memiliki kewajiban untuk menghormati komitmen ini."
Dia mengatakan bahwa pengungsi yang masuk akan menjalani pemeriksaan keamanan yang kuat.
Setidaknya dua dari penyerang dalam serangkaian penembakan dan pemboman bunuh diri yang menewaskan 129 orang tewas dan membuat 352 terluka di Paris pada hari Jumat memasuki Prancis melalui Yunani di bersama para migran Suriah.
Hollande mengakui bahwa "beberapa orang mengatakan peristiwa tragis beberapa hari terakhir telah membawa keraguan dalam pikiran mereka," tetapi, kata dia, Prancis memiliki "tugas kemanusiaan" untuk membantu orang-orang itu (pengungsi, red). Namun, ia menambahkan, tugas itu akan berjalan seiring dengan " tugas kita untuk melindungi rakyat kita," seperti dilaporkan ABC.
"Kita harus memperkuat perbatasan kita sambil tetap setia dengan nilai-nilai kita," kata Hollande.
Sementara itu, 34 gubernur AS menyatakan mereka tidak akan mengizinkan pengungsi Suriah untuk menetap di negara mereka, meskipun tidak memiliki kewenangan hukum untuk menghambat migran.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...