Prancis: Tidak Ada Satu Negarapun Dapat Memaksakan Solusi bagi Mesir
DOHA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius mengatakan bahwa idealnya ada solusi bagi Mesir, namun Mesir sendirilah yang dapat mengoptimalkan solusi tersebut. Laurent Fabius mengatakan demikian seusai pertemuan bilateral dengan petinggi negara kerajaan Qatar di Doha, pada Minggu (18/8).
“Solusi hanya dimengerti oleh Mesir, dan untuk Mesir,” menurut Menlu.
Fabius menganggap bahwa situasi di Mesir bukanlah dalam situasi politik panas, tetapi merupakan inti dari diskusi dan diskursus yang sedang berkecamuk di negara tersebut. Fabius mengatakan bahwa, “kebutuhan untuk mencapai solusi cepat untuk krisis sangat jelas, karena bagi siapa pun yang mengikuti situasi di Mesir adalah bagaimana kita harus cepat menghentikan pertumpahan darah dan untuk membuka dialog antar-Mesir," lanjut Menlu.
“Saya pikir tidak ada, baik Qatar atau Prancis, atau negara manapun bisa memaksakan solusi atas geopolitik Mesir. Ini adalah tanggung jawab Mesir yang dapat memperjelas untuk membuat keputusan mereka sendiri," kata Laurent Fabius.
Pertemuan dengan Pangeran Qatar dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian dan geopolitik Timur Tengah, menurut juru bicara François Hollande nantinya akan dibahas lagi pada pertemuan berikutnya bersama para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, "mungkin di tengah minggu," kata Fabius, yang juga mengatakan bahwa Prancis menolak untuk tergesa-gesa mengambil keputusan.
Pada kesempatan lain Minggu (18/8), pada malam pertemuan persiapan pertama para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy, dan Komisi Eropa, José Manuel Barroso, memperingatkan pemerintah Mesir bahwa Uni Eropa siap meninjau hubungan dengan Mesir.
Apalagi data statistik Uni Eropa mengatakan bahwa kekerasan tidak kunjung reda dan menewaskan lebih dari 750 tewas dalam empat hari.
Sementara itu pada beberapa hari sebelumnya, François Hollande mengatakan bahwa tingkat kekerasan di Mesir sudah berada dalam tingkatan tidak dapat diterima dengan akal sehat, hal ini ditegaskannya setelah terjadi pertemuan di Istana Elysee, Paris dengan kepala Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud Al-Faisal pada Kamis (15/8).
“Jika mewujudkan kebebasan harus dihormati, keamanan juga," kata Hollande,
Hollande mengatakan demikian karena setiap negara Timur Tengah mengacu kepada keadaan geopolitiknya masing-masing, dan memiliki karakteristik hubungan politik yang berbeda-beda dengan Mesir.
Sementara Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid bin Mohammed al-Attiya, pada kesempatan yang sama, meyakinkan bahwa negaranya akan membantu rakyat Mesir tetapi tidak pada Ikhwanul Muslimin. (jdd.fr)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...