Prasangka Agama, Anak SMA Texas Membuat Jam Dikira Bom
SATUHARAPAN.COM – Ahmed Mohamed (14) jadi korban prasangka ras dan agama. Ia ditangkap dan diskors dari SMA MacArthur karena membuat jam, tetapi dikira membuat bom.
Kejadian memalukan pada Senin (14/9) itu dipicu oleh kecurigaan si guru bahasa Inggris. Bukannya sekolah meminta maaf, malahan Mohamed diskors dari sekolah dan orangtuanya dikirimi surat yang menyalahkan Ahmed karena membawa barang yang dilarang di sekolah.
Berbicara kepada Dallas Morning News, ayah Mohamed, Mohamed Elhassan Mohamed, menduga kecurigaan dan penangkapan anaknya bermotif rasial. “Namanya Mohamed dan karena 11 September, saya pikir anak saya dilecehkan.”
Sementara Internet segera meledak di dukungan untuk remaja di bawah tanda pagar #IStandWithAhmed, satu tweet dari seorang blogger dari Pakistan menunjukkan standar ganda dari aparat penegakan hukum Texas.
Both of these photos were taken in Texas. Let that sink in for a moment. #IStandWithAhmed pic.twitter.com/NQCZ9rW2lw
— Muhammad ShehrOze ã (@Shehr0ze) September 16, 2015
Dalam tweet ditunjukkan Mohamed muda, kiri, dengan diborgol, dibawa polisi keluar dari SMA-nya Senin. Di sebelah kanan adalah dua anak kulit putih, memegang senjata muncul dengan aktivis lain membawa senjata secara terbuka pada festival seni di 2014 Fort Worth, Texas. Padahal, kelompok itu sebelumnya telah dilarang. Baik anak-anak maupun anggota lain dari kelompok itu tidak ditangkap.
Most kids who made a homemade clock in 20 minutes would be hailed as Jimmy Neutron. Muslim Kid? Potential bomb maker. Sad. #IStandWithAhmed
— Wajahat Ali (@WajahatAli) September 16, 2015
Youngest person to ever build a nuclear fusion reactor. When you're not Muslim they support you! #IStandWithAhmed pic.twitter.com/jh995pQLpg
— Black Intifada (@Akhenaten15) September 16, 2015
A 14 year old making a HOMEMADE CLOCK is labeled a terrorist just because he is Muslim? This is islamophobia at its finest #IStandWithAhmed
— your dads jalebi (@SheikhOreos) September 16, 2015
If his name was John he would be labeled as a genius. Since its Ahmed he's labeled as a "suspect". #doublestandards #IStandWithAhmed
— Amneh Jafari (@AmnehJafari) September 16, 2015
Ketika ditangkap polisi, Mohamed dilaporkan sadar akan penangkapannya terkait ras dia. Sebab, seorang petugas dilaporkan mengatakan, “Ya. Memang sudah saya duga anak ini,” menurut Dallas Morning News. Polisi juga terus meminta “penjelasan” mengapa ia membuat jam itu.
Remaja dewasa itu sebelumnya tidak pernah berbicara membuat sesuatu. Setelah selesai, karyanya ia bawa ke kelas.
Tanggapan Obama dan Mark Zuckerberg
Terkait insiden itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menanggapi dengan bagus. Ia punya pesan yang sempurna untuk Ahmed Mohamed. “Jam yang keren, Ahmed,” Presiden menulis di akun Twitter-nya. “Kita harus menginspirasi lebih banyak anak seperti kamu untuk menyukai ilmu pengetahuan.”
Konon, presiden pertama AS berkulit hitam ini juga mengundang Mohamed datang ke kantornya di Gedung Putih.
Cool clock, Ahmed. Want to bring it to the White House? We should inspire more kids like you to like science. It's what makes America great.
— President Obama (@POTUS) September 16, 2015
Mark Zuckerberg—pendiri media sosial paling besar saat ini, Facebook— menanggapi kisah ini di laman pribadinya. “Anda mungkin tahu cerita tentang Ahmed, siswa berusia 14 tahun di Texas yang membuat jam dan ditangkap ketika ia membawanya ke sekolah. Punya keterampilan dan ambisi untuk membangun sesuatu yang keren harus dihargai, bukan ditangkap. Masa depan adalah milik orang-orang seperti Ahmed.”
Zuckerberg menambahkan, “Ahmed, jika Anda mau mendatangi kantor Facebook, saya ingin bertemu dengan Anda. Terus membangun.” (mic.com/vox.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...