Prediksi Jumlah Golput dalam Pilgub Jateng Masih Tinggi
JATENG, SATUHARAPAN.COM - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah hanya tinggal menghitung hari. Namun beberapa pihak masih memperkirakan bahwa pemilihan ini masih akan diwarnai oleh jumlah golput hingga 40 persen. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Joko J Prihatmoko dalam salah satu halaman situs.
Ia mengatakan, jumlah golput pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013 diperkirakan masih cukup tinggi, yakni di atas 40 persen. Mendekati jumlah golput pada pilgub Jateng 2008 lalu sebesar 45 persen--yang lebih tinggi dari jumlah presentase pemilih pasangan Bibit Waluyo dan Rustriningsih yang sebesar 43.44 persen.
Saat ini, tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub); Hadi Prabowo dan Don Murdono, Bibit Waluyo dan Sudijono Sosroatmojo, kemudian Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko telah selesai menjalani masa kampanye atau sosialisasi kepada masyarakat Jawa Tengah sejak tanggal 8 Mei 2013 lalu. Namun tampaknya masa kampanye ini juga tidak kunjung membuat masyarakat benar-benar mengenal calon gubernur mereka.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru yang digelar oleh Tim Komunikasi Partai Gerindra, disebutkan masyarakat yang tidak mengetahui jadwal pemilihan gubernur mencapai 61,6 persen.
Hal ini, seperti analisa Budi Setiyono, disebabkan oleh persiapan kampanye yang kurang maksimal, instan dalam merekrut dan membentuk tim kampanye, tanpa dasar ideologi, tanpa strategi, tidak programatik, tidak prospektif berjangka panjang serta tidak atau belum menemukan momentum atau isu yang spesifik berkaitan dengan masyarakat secara langsung.
Selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat terkait visi misi cagub-cawagub mengindisikan banyak warga Jateng yang belum menentukan pilihan mereka saat pemilihan 26 Mei 2013 nanti.
Sebanyak 91 persen warga belum mengetahui visi misi serta program kerja dari para cagub dan cawagub mereka.
Dalam pilgub kali ini juga ditemukan sejumlah pelanggaran mulai dari pemasangan atribut yang tidak sesuai ketentuan, politik uang, mobilisasi PNS, dan politisasi birokrasi termasuk penggunaan mobil dinas, dan dugaan keterlibatan anak-anak dan pelajar pada kampanye.
Pengamat Hukum dan Politik dari UNS, M Jamin, juga menuturkan survei tersebut adalah sebagai bukti bahwa sebagian masyarakat tidak lagi peduli dengan proses pilgub cawagub. Hal ini disebabkan citra politisi dan pemimpin saat ini semakin menurun.
Ketiga pasangan cagub dan cawagub ini dalam kampanyenya sama-sama menyerukan isu kemajuan, kemakmuran, kesejahteraan dan kemandirian.
Guna mengantisipasi besarnya angka partisipasi masyarakat pada pilgub cawagub ini, KPU di daerah-daerah di Jawa Tengah mengimbau sejumlah industri untuk meliburkan buruhnya yang memperkerjakan di hari Minggu 26 Mei 2013.
Sementara untuk instansi yang memberikan pelayanan publik, seperti pelayanan kesehatan dan transportasi, tugas pegawai diatur secara bergilir agar masyarakat tetap memperoleh pelayanan meski Pilkada digelar. TPS khusus juga akan disediakan di rumah sakit agar pasien ataupun keluarga pasien masih bisa menyalurkan hak pilihnya.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...