Presiden Afghanistan: Serangan Taliban Ancam Proses Perdamaian
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, memperingatkan bahwa kekerasan oleh Taliban mengancam proses perdamaian negara itu, ketika ia memberi pengarahan kepada masyarakat internasional tentang persiapan Kabul untuk pembicaraan damai dengan kelompok militan.
Otoritas Afghanistan dan Taliban sedang bersiap untuk melakukan negosiasi yang bertujuan mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua dekade di negara miskin itu.
Tetapi kekerasan, yang secara singkat berkurang setelah tawaran gencatan senjata yang mengejutkan oleh Taliban pada bulan Mei, telah kembali melonjak dengan pejabat menyalahkan gerilyawan, karena membunuh ratusan personel keamanan dan warga sipil dalam beberapa pekan terakhir.
Ghani pada hari Senin (6/7) menjadi tuan rumah dari tiga konferensi online pertama yang bertujuan memberi pengarahan kepada komunitas global tentang perundingan perdamaian yang diharapkan. "Jika Taliban terus berjuang, proses perdamaian Afghanistan akan menghadapi tantangan serius," katanya kepada peserta daring dari beberapa negara.
"Sayangnya, tingkat kekerasan saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," kata Ghani, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Pembebasan Tahanan
Amerika Serikat dan Rusia bersama dengan beberapa organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa bergabung dengan konferensi video, kata para pejabat. Negara lain yang berpartisipasi termasuk Pakistan, India, Iran, China, Mesir dan Qatar.
Beberapa jam sebelum pertemuan online pertama, juru bicara Ghani juga mengecam Taliban karena peningkatan kekerasan. "Tidak ada halangan di pihak kami untuk proses perdamaian, tetapi kami melihat bahwa Taliban tidak serius," kata Sediq Sediqqi kepada wartawan.
"Pemerintah Afghanistan membebaskan sejumlah besar tahanan Taliban untuk mengurangi kekerasan di negara itu, tetapi kekerasan belum berkurang."
Pihak berwenang Afghanistan telah membebaskan lebih dari 4.000 tahanan Taliban dari 5.000 yang diminta oleh pemberontak dalam kesepakatan dengan Washington yang ditandatangani pada bulan Februari.
Kesepakatan itu membuka jalan bagi penarikan semua pasukan asing dari Afghanistan pada pertengahan tahun depan. NamunTaliban telah membantah bertanggung jawab atas banyak serangan, tetapi mengakui pejuang mereka menargetkan pasukan keamanan Afghanistan di daerah pedesaan.
Sejauh ini, tanggal untuk pembicaraan damai langsung antara Taliban dan pemerintah masih belum ditetapkan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...