Presiden Brazil Telepon Jokowi Minta Hukuman Mati Ditunda
BRAZIL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Brazil, Dilma Rousseff, menelepon langsung Presiden Joko Widodo untuk meminta penundaan eksekusi hukuman mati bagi dua warga negara Brazil, yaitu Marco Moreira dan Rodrigo Gularte karena terbukti bersalah dalam kasus pengedaran narkoba.
Dalam percakapan telepon itu, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg, Dilma Roussef mengatakan pelaksanaan hukuman mati tersebut berdampak negatif terhadap hubungan kedua negara. Kata dia, di Brazil akan muncul keributan bila eksekusi itu dilaksanakan.
Namun, menurut kantor pers kepresidenan Brazil, Presiden Joko Widodo telah menolak imbauan pribadi pemimpin negara Amerika Latin itu.
Kemenlu Brazil mengatakan sepanjang sejarah, Marco Moreiro dan Rodrigo Gularte akan menjadi orang Brazil pertama yang dieksekusi oleh pemerintahan asing.
Presiden Joko Widodo dalam percakapan telepon itu mengatakan kepada Rousseff bahwa dia tidak dapat mengubah vonis terhadap dua warga negara Brazil itu karena semua proses hukum sudah dijalankan.
Menjawab hal itu, Presiden Brazil mengatakan, bahwa keputusan itu "akan menghasilkan keributan di Brazil dan memiliki damapak negatif bagi hubungan bilateral."
Kejaksaan Aagung akan melaksanakan hukuman mati terhadap enam terpidana minggu dini hari nanti (19/1), yaitu Namaona Denis (Malawi), Marco Archer Cardoso Moreira (Brasil), Daniel Enemuo (Nigeria), Tran Thi Bich Hanh (Vietnam), dan Ang Kiem Soei (Belanda, kelahiran Fakfak). Satu orang lagi yang merupakan WNI adalah Rani Andriani dari Cianjur.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...