Presiden: Ebola Perhatian Bersama di KTT ASEAN-Korsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertemuan puncak para pemimpin negara-negara ASEAN dan Korea Selatan dalam KTT ke-25 Dialog ASEAN-Korsel di Busan, Korea Selatan, Jumat (12/12) pagi, menjadikan penyakit mematikan ebola sebagai salah satu agenda pembicaraan.
Hal itu, menurut Presiden Jokowi kepada wartawan di pesawat Kepresidenan saat menuju Tanah Air, dianggap penting karena memberikan efek kepanikan yang akan berdampak pada stabilitas perekonomian.
"Hal ini memberikan peringatan kepada kita, hal penularan ebola penting sekali untuk kawasan kita, karena kalau tidak ditangani serius akan berimbas ke masalah ekonomi, kepanikan, dan menyebabkan masalah ekonomi," kata Presiden.
Untuk itu kesadaran dalam peningkatan hubungan kerja sama antara negara ASEAN dan Korea Selatan menjadi tema besar dalam KTT yang ke-25 tersebut. Presiden menambahkan, sejumlah agenda yang dibahas di antaranya perlunya menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.
"Stabilitas keamanan dan perdamaian ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang baik di kawasan," kata Presiden.
Presiden menambahkan, peningkatan kerja sama dalam penanganan bencana juga menjadi pembahasan, mengingat kawasan ASEAN-Korea merupakan wilayah yang rawan bencana alam.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, dalam KTT itu, para pemimpin bersepakat melakukan tindakan pencegahan dan tukar-menukar informasi terkait penyakit ebola. Selain itu, para pemimpin juga menyepakati meningkatkan perdagangan antara wilayah ASEAN dengan Korea.
Saat ini, menurut Menko, nilai perdagangan ASEAN dan Korea Selatan mencapai US$135 miliar (Rp 1,7 triliun). Pada 2020, para pemimpin kedua pihak menargetkan nilai perdagangan mencapai US$ 200 miliar (Rp 2,5 triliun). Menko menambahkan, KTT juga sepakat untuk terus mendorong peningkatan investasi Korea Selatan di negara-negara ASEAN.
Sementara itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 21.50 WIB, setelah enam jam lebih terbang dari Busan, Korea Selatan. Presiden melakukan lawatan selama dua malam 10-12 Desember 2014. Selain menghadiri KTT Dialog ASEAN-Korsel, Presiden juga meninjau pabrik kapal DSME, bertemu dengan masyarakat Indonesia, pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel Park Geun-hye, serta mengadakan serangkaian pertemuan dengan pengusaha Korsel. (Ant)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...