UNICEF Minta AS Sumbang 6 Triliun untuk Ebola
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi PBB untuk melindungi hak-hak anak dan kaum muda (UNICEF) pada Jumat (12/12) meminta sumbangan Amerika Serikat (AS) sebesar 500 juta dolar atau sekitar Rp 6,3 triliun.
Dana tersebut akan digunakan UNICEF untuk mengembangkan upaya memerangi virus ebola di Afrika Barat selama enam bulan ke depan.
Dana tersebut merupakan penyokong untuk mendukung pencegahan penularan virus ebola. Selama ini, penularan terjadi secara signifikan karena kurangnya fasilitas yang mendukung.
Isolasi dini pasien masih sangat kurang dan pemakaman untuk korban meninggal karena ebola pun dinilai tidak aman.
Sementara itu, UNICEF akan mendukung sebanyak 300 pusat perawatan masyarakat, pusat pemantauan, dan instalasi isolasi cepat di daerah pedesaan. UNICEF juga akan menyediakan layanan perlindungan untuk 10.000 anak yang orang tuanya telah meninggal akibat serangan ebola.
"UNICEF akan mempercepat kegiatannya di pusat masyarakat guna menghentikan wabah tersebut, mendukung isolasi dini kasus, mendorong pemakaman yang lebih aman dan meningkatkan kesadaran yang berlanjut serta memahami virus itu serta risikonya," kata Koordinator Ebola Global UNICEF Peter Salama seperti dikutip Xinhua pada Sabtu (13/12) pagi.
Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk memelihara atau mempersiapkan dimulainya kembali layanan pendidikan dan kesehatan dasar. UNICEF menyatakan sebanyak 200 juta dolar AS sejauh ini telah diperoleh.
"Kami juga dapat meraih kesempatan baik guna membantu membangun pusat perawatan kesehatan primer yang aktif dan layanan lain sosial yang akan memberi manfaat jangka panjang untuk anak-anak dan keluarga, setelah ebola dapat dikalahkan," ia menambahkan.
UNICEF juga mendukung semua negara yang berisiko diserang wabah ebola untuk sepenuhnya mempersiapkan diri melalui kegiatan peningkatan kesadaran proaktif. (Xinhua/Ant)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...