Presiden Filipina Sebut Pemakai Narkotika Bukan Manusia
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang melancarkan perang berdarah untuk menumpas kejahatan, membenarkan pembunuhan besar-besaran pemakai narkotika dengan menyebut mereka bukan manusia.
Duterte, yang menyaksikan sekitar dua ribu orang tewas sejak terpilih sebagai presiden pada Mei, menyampaikan pernyataan tersebut pada Jumat (26/8) malam saat dia mengabaikan kekhawatiran PBB atas hak asasi manusia di negaranya.
“Kejahatan terhadap kemanusiaan pertama-tama, saya ingin jujur dengan Anda, apakah mereka manusia? Apa definisi manusia menurut Anda,” katanya kepada tentara saat berkunjung ke sebuah kamp militer, menurut transkrip pidatonya yang dirilis setelah kunjungan itu.
“Hak asasi manusia gunakan itu dalam konteks yang benar jika Anda punya otak,” imbuhnya.
“Anda tidak bisa berperang tanpa membunuh,” ujar Duterte, mengatakan bahwa banyak pemakai narkotika sudah tidak bisa direhabilitasi.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah para pejabat PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon pada Juni mengutuk dukungannya terhadap pembunuhan tanpa proses peradilan.
Pelapor khusus PBB Agnes Callamard mengatakan pada bulan ini bahwa instruksi Duterte “telah memprovokasi kekerasan dan pembunuhan, kejahatan di bawah hukum internasional.”
Komentar Duterte muncul setelah kepala kepolisian nasional Ronald Dela Rosa pada Jumat mendesak pemakai narkotika untuk membunuh bandar mereka dan membakar rumah mereka.
“Mengapa Anda tidak mendatangi mereka, menuangkan bensin di rumah mereka dan membakar rumah mereka untuk menunjukkan kemarahan Anda,” kata Dela Rosa.
Dia kemudian meminta maaf atas pernyataannya.
Namun, Duterte membela Dela Rosa, mengatakan “Itu gaya saya. Dia mengikutinya.” (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...