Presiden Ingin NTB Tetap Menjadi Lumbung Beras Nasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo tetap menginginkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu daerah penghasil utama beras di Tanah Air.
Suami Iriana itu berpendapat secara sektoral perekonomian di NTB disokong oleh sektor pertanian sebesar 24 persen, sektor pertambangan sebesar 15 persen dan sektor perdagangan dan eceran sebesar 13 persen.
"Besarnya sumbangan sektor pertanian dalam menggerakkan perekonomian daerah di NTB harus terus ditingkatkan sehingga NTB bisa menjadi salah satu daerah penghasil utama beras di Indonesia," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas Provinsi NTB di kantor Presiden, Jakarta, hari Selasa (21/2).
Kepala Negara mengakui bahwa NTB merupakan salah satu provinsi yang tumbuh sangat besar dalam tiga tahun terakhir ini dan dalam tiga tahun berturut-turut perekonomian NTB tumbuh lebih tinggi dari perekonomian nasional.
"Tahun 2015 itu tumbuh sebesar 9,2 persen dan 2016 sebesar 5,81 persen tetap masih di atas rata-rata nasional," katanya.
Menurut dia, momentum pertumbuhan yang tinggi tersebut harus terus dijaga dan harus ditingkatkan lagi, dan harus juga terus diperhatikan aspek pemerataan ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan warga maupun menurunkan angka kemiskinan di NTB.
Data yang dimiliki Presiden menunjukkan, pendapatan per kapita masyarakat NTB saat ini 23,74 juta per tahun atau setengah dari rata-rata nasional. Begitu juga dengan penduduk miskin meskipun menurun dari waktu ke waktu namun masih di atas angka nasional.
Kepala Negara meminta seluruh kementerian dan gubernur agar melanjutkan dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan, waduk, dan saluran irigasi, termasuk penyiapan sarana dan prasarana pertanian.
Sementara itu terkait dengan sektor pertambangan, Presiden meminta agar betul-betul berkontribusi pada penciptaan nilai tambah di daerah, bukan hanya pada penyerapan tenaga kerja tapi juga dalam menggerakkan multiplier effect, baik untuk pemain industri turunannya maupun menggerakkan ekonomi di sekitar wilayah tambang.
"Dan jangan lupa perhatikan aspek kelestarian lingkungan," katanya.
Kemudian berkaitan dengan kawasan ekonomi khusus pariwisata di Mandalika, Presiden meminta diselesaikan berbagai hambatan yang terjadi di proyek pembangunan infrastruktur penunjang di kawasan di Mandalika.
Presiden menyakini kesiapan infrastruktur termasuk pengembangan bandara Internasional Lombok, pembangunan infrastruktur air bersih dan listrik akan berdampak pada kecepatan pengembangan KEK Mandalika.
"Saya minta agar pengembangan sektor pariwisata di kawasaan Mandalika ini betul-betul memperhatikan dampaknya bagi ekonomi rakyat terutama sektor UMKM," kata Jokowi.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...