Presiden Jokowi Ajak Negara Anggota IORA Berinvestasi di RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA) Tahun 2017 atau IORA Business Summit 2017, hari Senin-Selasa (6-7/3), yang turut dihadiri oleh kalangan pengusaha serta perwakilan kamar dagang dan industri dari masing-masing negara anggota IORA benar-benar dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kalangan dunia usaha, khususnya kepada sektor swasta dari negara-negara anggota IORA untuk berinvestasi di Indonesia.
Presiden Jokowi membuka kesempatan seluas-luasnya kepada negara-negara IORA untuk bermitra dengan Indonesia sekaligus membawa kemakmuran di kawasan Samudra Hindia.
"Kami dari kalangan pemerintah bermaksud untuk bisa bekerja sama secara erat dengan Bapak-Ibu sekalian, sektor swasta dari negara anggota IORA, supaya kita bisa membawa yang terbaik dari teknologi-teknologi terkini kepada kelompok usaha, para wanita, dan kaum muda negara-negara IORA," kata Presiden Jokowi pada pembukaan IORA Business Summit 2017 di Jakarta Convention Center, hari Senin (6/3).
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo yang mengenakan setelan jas berwarna biru yang dipadukan dengan dasi berwarna biru, sempat membagi kisahnya yang pernah memiliki pengalaman dalam dunia usaha sebelum mengemban amanah sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Sebelum saya masuk ke dunia politik, sekitar 12 tahun yang lalu, saya adalah pengusaha yang lebih dari 20 tahun hidup di dunia usaha. Boleh dibilang saya seperti Bapak-Ibu sekalian. Bagi saya menjadi seorang pengusaha itu sederhana: pelanggan kita menuntut kita untuk bekerja yang pertama 'on time', yang kedua memberikan harga yang kompetitif, yang ketiga on spec, artinya mutu yang baik," Presiden menjelaskan.
Bila dibandingkan dengan saatnya menjadi seorang pengusaha, Kepala Negara merasakan perkembangan teknologi yang sedemikian cepatnya di mana hal itu menimbulkan pengaruh tersendiri dalam dunia bisnis. Teknologi internet dan smartphone disebutnya mampu mendemokratisasi akses kepada seluruh kalangan dan memastikan agar semua orang dapat terhubung dengan baik.
"Sekarang, dengan mobile internet dan smartphone yang murah, platformnya sudah terbentuk bagi usaha kecil dan menengah, bagi wanita, dan bagi pengusaha muda. Yang namanya mobile internet itu secara otomatis jangkauannya sudah langsung menghubungkan nasional, regional, bahkan internasional," ucap Presiden.
Perkembangan teknologi yang sedemikian cepatnya tersebut tidak hanya menimbulkan keuntungan semata, namun juga terdapat tantangan di baliknya. Sebagai seorang yang pernah bergelut dengan dunia usaha, Presiden Joko Widodo paham betul bahwa pemerintah juga dituntut untuk menyediakan solusi bagi tantangan-tantangan itu.
"Menjadi tugas pemerintah untuk memastikan supaya infrastruktur telekomunikasinya terbangun dengan baik, jaringan 3G, 4G, dan nantinya jaringan 5G. Juga jaringan kabel fiber optik untuk menyalurkan data-data bandwidth dalam jumlah yang besar dengan harga yang efisien. Dan menjadi tugas kami, tugas pemerintah, untuk mengurangi beban-beban yang menghambat dunia bisnis, regulasi serta perizinan yang berlebihan dan menghambat, dan mengurangi korupsi," Presiden menegaskan. (PR)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...