Presiden Jokowi Bertemu Megawati di Istana Merdeka
Silaturahmi merupakan cara efektif mencari solusi bersama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat serius mentradisikan budaya silaturahmi dan saling mengunjungi sebagaimana yang disampaikan beberapa waktu lalu. Ia berpendapat bahwa silaturahmi dan saling membalas kunjungan merupakan budaya Nusantara yang tak boleh tergerus zaman.
Presiden Jokowi mendapatkan kunjungan silaturahmi dari mantan Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, Jakarta, hari Senin (21/11) siang.
"Meskipun saya dengan Ibu Megawati sangat sering sekali ketemu tetapi saling kunjung seperti ini juga sesuatu yang sangat baik untuk kita tradisikan," kata Presiden Jokowi di hadapan para jurnalis di halaman beranda Istana Merdeka.
Presiden Jokowi menyebut bahwa silaturahmi merupakan cara yang efektif untuk mencari solusi bersama-sama terkait dengan persoalan bangsa yang sedang dihadapi. Bersama Megawati, Presiden Jokowi membicarakan sejumlah hal termasuk soal ekonomi, politik nasional, dan urusan sosial.
"Tadi kami berbicara masalah makro ekonomi, yang berkaitan dengan politik nasional kita, dan juga hal yang bersifat urusan sosial," katanya.
Selain itu, keduanya membicarakan pelaksanaan Pilkada serentak. Terhadap hal tersebut, Presiden Jokowi mengajak para kontestan untuk saling menghormati satu dengan lainnya.
"Sekali lagi, Pilkada ini ada di 101 kabupaten/kota dan provinsi, bukan hanya di Jakarta. Menang dan kalah dalam Pilkada itu adalah sesuatu yang biasa, yang paling penting antar kandidat itu harus saling menghormati, saling menghargai, karena apapun kita ini adalah bersaudara," kata Presiden Jokowi.
Situasi dan Dinamika Politik Jelang Pilkada
Gelaran Pilkada merupakan suatu agenda rutin yang telah digelar sejak dulu. Kompetisi Pilkada juga hal biasa yang telah dialami masyarakat selama bertahun-tahun sebelumnya.
Hanya saja menurut Megawati, ketegangan sempat terjadi jelang Pilkada DKI Jakarta ada yang membuatnya menjadi sedemikian besar.
"Saya berulang kali meminta kepada media dan pers jangan ikut memanas-manasi. Justru harusnya ikut menyejukkan. Karena kasihan, nanti yang menderita itu rakyat yang di bawah yang tidak mengerti apa-apa yang disuruh ikut. Kalau saya perhatikan, 4 November kemarin itu kelihatan sekali bahwa sebenarnya banyak mereka yang tidak mengerti," kata putri Presiden Indonesia pertama tersebut.
Hal senada disampaikan Presiden Jokowi, dia menilai dinamika politik meninggi jelang Pilkada merupakan suatu hal yang wajar. Hanya saja Jokowi mengingatkan bahwa tensi politik yang menghangat tersebut tidak semestinya mencederai persatuan dan kesatuan bangsa. Maka itu, dia telah berulang kali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk dapat turut menyejukkan suasana.
"Yang paling penting, sekali lagi, jangan merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, jangan melemahkan Bhinneka Tunggal Ika kita, jangan! Apalagi merongrong Pancasila. Prinsipnya itu saja," kata Presiden Jokowi.
Meskipun sebelumnya sempat terjadi aksi unjuk rasa, Presiden Jokowi sekali lagi memastikan bahwa saat ini kondisi di sejumlah daerah, khususnya Ibu Kota, dalam keadaan aman terkendali. Kapolri sendiri disebut telah memberikan jaminan keamanan bagi warga yang ingin melangsungkan aktivitasnya sebagaimana biasa.
Presiden Jokowi membuktikannya sendiri dengan menyempatkan untuk mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan pada hari Minggu kemarin.
"Kemarin sudah disampaikan Kapolri, sudah memberikan jaminan keamanan. Tidak ada apa-apa. Kemarin saya ke mall juga tidak ada apa-apa. Situasi di pasar juga ramai, situasi di mall juga ramai, situasi di jalan juga masih macet. Jadi tidak ada, sekali lagi tidak ada (masalah keamanan)," katanya. (Setpres)
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...