Presiden Jokowi: Laut Tiongkok Selatan Harus Damai
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menekankan bahwa kawasan Laut Tiongkok Selatan harus damai dan stabil.
Untuk mewujudkan hal itu, Presiden Jokowi menekankan agar hukum internasional dihormati, rivalitas kekuasaan besar harus di cegah, DOC harus dilaksanakan secara penuh dan efektif, dan COC harus dapat segera diselesaikan. “Semua pihak juga menghentikan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan,” kata Presiden Jokowi dalam Working Dinner yang mengusung tema ‘On Regional Strategic Outlook’ di Sunnylands Historic Home, Kota California, Amerika Serikat, hari Senin (15/12) malam waktu setempat, sebagaimana dikemukakan Tim Komunikasi Presiden kepada satuharapan.com, di Jakarta, hari Selasa (16/2).
Sebagai non-claimant state, dia menyampaikan, Indonesia ingin memberikan kontribusinya bagi perdamaian dan stabilitas Laut Tiongkok Selatan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi terkini di Timur Tengah. Dia juga melihat hasil upaya dunia melawan terorisme (Islamic State Iraq and Syria/ISIS) masih jauh dari baik.
Sejak awal tahun 2016, keprihatinan dunia meningkat dengan memburuknya hubungan Arab Saudi dengan Iran. Belum lagi masalah Palestina yang belum dapat diselesaikan serta konflik Suriah yang menyebabkan mengalirnya arus pengungsi keluar Suriah.
“Jumlah Foreign Terrorist Fighters (FTF) bertambah. Indonesia tidak bisa tinggal diam melihat kondisi ini. Saya telah mengutus Menteri Luar Negeri Indonesia ke Iran, Arab Saudi dan sejumlah negara di Timur Tengah untuk menggalang perdamaian”, ucap Presiden Jokowi.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...