Presiden Jokowi: “Om Telolet Om” Hiburan Rakyat RI Mendunia
KARAWANG, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan fenomena “Om Telolet Om” yang kini ramai diperbincangkan di berbagai lini masa media sosial di Indonesia bahkan dunia berasal dari contoh kesederhanaan rakyat Indonesia dalam mencari sebuah hiburan.
"Sebuah kesenangan, sebuah kebahagiaan dari rakyat untuk memperoleh sebuah hiburan atau sebuah hobi, saya kira sangat bagus sekali," kata Presiden Jokowi usai menghadiri acara Deklarasi Pemagangan Nasional menuju Indonesia Kompeten, di Kawasan Karawang International Industry City (KIIC), Karawang, hari Jumat (23/12).
Menurut Presiden, melakukan sesuatu hal yang sederhana dan dapat sesegera mungkin diketahui oleh dunia merupakan bukti kekuatan media sosial yang tak bisa dibendung kecepatannya.
"Ya ini kekuatan dan potensi media sosial yang kita lihat," kata Jokowi.
Terkait himbauan oleh Menteri Perhubungan yang membatasi aksi tersebut, Presiden bersikap senada dengannya. Bahwa hal tersebut tidak dilarang namun harus ada batasannya.
"Ya pasti ada batas-batasnya masa bus baru berjalan dicegat di tengah jalan, ya kan hal-hal seperti itu yang dilarang," ujar Presiden.
Fenomena Om Telolet Om yang menjadi buah bibir di kalangan netizen di berbagai belahan dunia berawal dari video yang beredar di media sosial mengenai kebiasaan anak-anak di sekitar Jepara, Jawa Tengah yang meminta supir bus yang melintas untuk membunyikan klaksonnya. Bahkan ada juga yang sengaja menulis tulisan besar "Om Telolet Om" agar dibaca oleh supir bus.
Semenjak itu, video "Om Telolet Om" semakin menjadi viral di dunia maya. Demam itu tidak hanya di tanah air, tapi juga sampai ke telinga selebritas mancanegara. Sebut saja Zedd, Martin Garrix, DJ Snake, Alesso, dan The Chainsmokers sempat-sempatnya terlibat dalam perbincangan seputar "Om telolet Om" dalam akun resmi media sosialnya.
OM TELOLET OM.
— Zedd (@Zedd) December 21, 2016
INDONESIA recap video is finally here! pic.twitter.com/UZlHNG8CQz
Situs tangga lagu Billboard bahkan menangkap fenomena yang menjangkiti sejumlah DJ (Disc Jockey) tersebut. Mereka menanyakan arti dari frase "Om telolet Om" yang sedang ramai di Indonesia. Billboard menduga ramainya perbincangan para DJ kenamaan terkait dengan bunyi klakson bus itu identik dengan suara efek instrumen elektronik yang biasa mereka pakai.
" Billboard Dance melihat klip video telolet, dan memang terdengar seperti instrumen elektronik. Kami bisa membayangkannya menjadi lagu tema sebuah festival," tulis Billboard dalam situsnya, hari Rabu (21/12).
PO Efisiensi menamai klaksonnya 'tolelot', bukan 'telolet'. (Foto: bbc.com)
Awal Mula
Tapi bagaimana telolet ini bermula? Siapa yang bertanggung jawab atas kegaduhan ini?
Zaenal Arifin dari Bismania Community, mengatakan bahwa bunyi klakson telolet sudah mulai terdengar satu dekade lalu. Klakson itu tidak spesifik dimiliki oleh jenis bus tertentu, melainkan hasil modifikasi yang dilakukan perusahan otobus (PO).
"Awalnya tiga corong, kemudian ada yang empat corong (lubang suara angin), bahkan ada yang enam lubang yang kemudian bunyinya dimodifikasi sesuai kreativitas," kata Zaenal seperti dikutip dari BBC, hari Rabu (21/12).
"Konsepnya seperti nada dering monophonic ponsel, lagu-lagunya ondel-ondel, lagunya 'Jablay' Titi Kamal." Dia menambahkan.
Dia mengklaim bahwa kebiasaan meminta klakson itu dimulai dari kebiasaan para penggemar bus yang sering memotret bus. "Sebagai balasan, supir bis biasanya kasih dim atau kasih klakson."
“Adalah perusahaan otobus Efisiensi yang pertama mempopulerkan klakson telolet tersebut,” kata Zaenal.
Manajer Komersil PO Efisiensi Syukron Wahyudi menceritakan bahwa sekitar 10 tahun lalu pemiliknya, Teuku Eri Rubiansah, pergi ke Arab Saudi dan mendengar bunyi klakson yang unik.
"Mendengar suara klakson di sana berbeda, dia memutuskan membeli untuk bisnya. Khususnya di bus reguler dari Cilacap Jogja, Purwokerto - Jogja, dan Purbalingga - Jogja."
Tapi awalnya klakson ini ternyata malah direspons negatif karena suaranya yang dinilai terlalu keras. Sampai-sampai, pihak PO meminta sopir-sopir mereka tidak membunyikan klakson itu di tempat-tempat tertentu karena masyarakat tidak terima dengan bunyi itu, cerita Syukron.
"Mulai disukai tiga empat tahun terakhir karena mulai banyak PO-PO yang juga menggunakan. Di beberapa daerah tertentu malah orang-orang minta klaksonnya dibunyikan. Kita merasa bangga juga, karena bisa dibilang kita yang pertama yang pakai klakson tiga corong," katanya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...