Presiden Korea Selatan Berkunjung ke Ukraina Temui Volodymyr Zelensky
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, berada di Ukraina hari Sabtu (15/7) dalam kunjungan mendadak, kata kantornya, di mana dia mengunjungi kota Bucha menjelang pertemuan puncak dengan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"Presiden pertama-tama mengunjungi situs pembantaian di kota Bucha di dekat ibu kota Kiev dan kota Irpin, di mana serangan rudal Rusia terkonsentrasi di daerah pemukiman sipil," kata kantornya.
"Presiden Yoon akan mengunjungi tugu peringatan korban perang untuk meletakkan karangan bunga, dan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Korea Selatan, pengekspor senjata terbesar kesembilan di dunia, telah mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan juga telah menjual tank dan howitzer ke Polandia, sekutu utama Kiev saat berperang melawan pasukan Rusia.
Namun, ia memiliki kebijakan jangka panjang untuk tidak menyediakan senjata ke zona konflik aktif, yang tetap dipertahankannya meskipun ada permintaan berulang kali dari Amerika Serikat, sekutu Eropa, dan Ukraina sendiri untuk bantuan lebih lanjut.
Pertemuan Yoon dengan Zelensky, yang sebelumnya mendesak Seoul untuk mempertimbangkan memasok senjata ke Kiev secara langsung, diperkirakan akan fokus pada pasokan bantuan Korea Selatan ke negara itu.
Seoul, yang secara teknis masih dalam perang dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir, menghasilkan sejumlah besar persenjataan yang kompatibel dengan NATO, termasuk tank, howitzer, dan amunisi shell yang sangat dicari.
Seoul telah mengisyaratkan bahwa pihaknya dapat mempertimbangkan kembali kebijakannya untuk tidak memberikan bantuan mematikan, dan Yoon mengatakan awal tahun ini bahwa serangan Rusia berskala besar terhadap warga sipil dapat mendorong keseimbangan.
Namun pada bulan Mei, Korea Selatan menolak laporan media AS bahwa peluru artilerinya sedang menuju ke Ukraina, dengan mengatakan posisinya untuk tidak memberikan bantuan mematikan ke Kiev tidak berubah.
Tetapi para ahli memperingatkan bahwa Korea Selatan berada dalam posisi yang sulit karena hubungan ekonominya dengan Rusia, mitra dagang terbesar ke-15 pada tahun 2022, serta pengaruh Moskow atas Korea Utara. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...