Presiden Korsel Kurang Senang Pidato PM Jepang
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan pidato perdana menteri Jepang yang mengungkapkan penyesalan mendalam atas tindakan negaranya dalam Perang Dunia II belum sesuai dengan harapan Seoul.
“Memang benar pernyataan perdana menteri tersebut yang disampaikan (pada Jumat) kurang mengenakkan,” kata Park, hari Sabtu (15/8) dalam pidato yang menandai peringatan 70 tahun menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II yang mengakhiri penjajahannya atas Semenanjung Korea.
Mengutip janji Shinzo Abe bahwa permintaan maaf nasional sebelumnya atas agresi Jepang akan tetap berlaku, Park mengatakan Tokyo harus menindaklanjutinya dengan “tindakan tulus” yang bisa mendapatkan kepercayaan negara-negara tetangga.
Dan dia menekankan agar pemerintah Jepang segera menyelesaikan masalah perempuan Asia yang dipaksa bekerja sebagai budak seks bagi militer di rumah bordil Jepang saat zaman perang.
Masalah “wanita penghibur” merupakan salah satu isu paling sensitif di Korea Selatan, tempat sekitar 50 dari ribuan wanita yang dipaksa menjadi budak seks masih hidup hingga saat ini.
Abe menyinggung subjek tersebut dalam pidatonya ketika dia mengatakan wanita “yang kehormatan dan martabatnya diinjak-injak” di medan perang tidak boleh dilupakan.
Korea Selatan menegaskan Jepang belum sepenuhnya menebus penderitaan yang dialami para wanita penghibur dan harus melakukan upaya lebih lanjut untuk memperbaikinya. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...