Sebelum Tewas, Kayla Mueller Diperkosa Pemimpin Tertinggi ISIS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pekerja sosial Amerika Serikat yang meninggal bulanFebruari lalu saat ditahan oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Kayla Mueller, ternyata berulang-kali diperkosa oleh Abu Bakr al-Baghdadi,.pemimpin tertinggi kelompok yang sudah dikutuk di seluruh dunia itu.
Hal ini dikemukakan olehj pejabat kotra-terorisme AS dan keluarga Mueller sendiri.
Catatan tentang pemerkosaan itu pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Inggris The Independent dan kemudian dikonfirmasi oleh keluarganyakepada Associated Press dan ABC News.
Mueller, 26, dari Prescott, Arizona., ditawan oleh ISIS di Suriah pada Agustus 2013 saat meninggalkan sebuah rumah salit Doctors without Border di Aleppo.
Al-Baghdadi, yang memprokamirkan dirinya sendiri sebagai "khalifah" ISIS, membawanya "hidup dan secara pribadi" ke rumah milik Abu Sayyaf di Tunisia. Abu Sayyaf adalah tokoh ISIS yang bertanggung jawab atas penerimaan minyak dan gas untuk kelompok itu, menurut pejabat kontra-terorisme AS kepada ABC News.
Rincian pemerkosaan terhadap Mueller awalnya dilaporkan oleh beberapa gadis Yazidi yang ditawan di rumah itu, termasuk gadis remaja berusia 14 tahun dan adiknya yang berhasil melarikan diri pada bulan Agustus 2014, sebagaimana dilaporkan olehThe Independent. Kesaksian remaja itu telah dikuatkan oleh para pejabat AS.
Gadis remaja Yazidi itu akhirnya melarikan diri ke ke Kurdistan Irak, di mana ia berbicara dengan pasukan AS pada bulan November 2014, seperti dilaporkan oleh Associated Press. Badan-badan intelijen menguatkan pengakuan itu dan pejabat AS menyerahkannya kepada orang tua Mueller pada bulan Juni.
Informasi tambahan datang dari istri Abu Sayyaf, Umm Sayyaf, yang ditangkap pada bulan Mei oleh Pasukan Khusus AS. Abu Sayyaf tewas dalam sebuah serangan, yang juga menghasilkan harta karun intelijen tentang kelompok teror itu.
Menurut laporan gadis-gadis Yazidi, banyak wanita Yazidi disinggahkan di rumah Sayyaf untuk diberikan sebagai "hadiah" bagi para pejuang ISIS. Mereka mengatakan pemerkosaan adalah "hadiah" bagi kemenangan militer. Gadis-gadis itu juga mengatakan kepada interogator bahwa Umm Sayyaf melakukan perdagangan seks.
Selama interogasi oleh AS yang panjang di Irak, Umm al-Sayyaf mengkonfirmasi bahwa Baghdadi mengakui 'memiliki Kayla.' Hal ini diketahui keluarga Muellers setelah diberitahu oleh pejabat AS. Pekan lalu Gedung Putih mengumumkan bahwa Umm Sayyaf akan dituntut di pengadilan Kurdi di Irak dan akan diminta "bertanggung jawab atas kejahatannya."
"Mereka mengatakan kepada kami bahwa ia menikahinya, dan kita semua mengerti apa artinya," kata Carl Mueller, ayah Kayla, kepada AP, pada hari Jumat (14/8)/
Ibunya, Marsha Mueller, menambahkan, "Kayla tidak menikah dengan pria ini. Dia membawanya ke kamarnya dan ia disiksa dan dia kembali dengan menangis."
Setelah itu, Mueller, yang telah belajar bahasa Arab sementara di penyanderaan, memberitahu rekan-rekan tawanan lainnya - kadang-kadang dengan menangis - apa yang telah terjadi, AP melaporkan.
"Kayla berusaha melindungi gadis-gadis muda," kata ibunya. "Dia seperti sosok ibu bagi mereka."
Ketika gadis Yazidi melarikan diri dengan adiknya, ia mengajak Mueller untuk menemaninya, tapi Kayla menolak, khawatir bahwa penampilannya yang jelas-jelas menunjukkan dirinya sebagai orang barat, akan menyebabkan penangkapan mereka.
ISIS mengklaim Mueller tewas pada bulan Februari dalam serangan udara Yordania dekat Raqqah. Para pejabat AS mengkonfirmasi kematian itu namun tidak mengkonfirmasi mengenai situasi yang membuat Mueller terbunuh.(usatoday.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...