Presiden Korsel Park Geun-Hye Resmi Dipecat
KOREA UTARA, SATUHARAPAN.COM - Mahkamah Konstitusi Korea Selatan meneguhkan keputusan impeachment atau pemecatan terhadap Presiden Park Geun-Hye, pada Jumat (10/3), membebaskan dia dari jabatan presiden akibat skandal korupsi yang membelit negara itu selama 92 hari.
Kantor berita negara Yonhap mengatakan keputusan tersebut diumumkan oleh ketua pengadilan dan disiarkan secara langsung.
"Efek negatif dari tindakan-tindakan Presiden dan dampak lainnya harus dikubur, dan demi menjaga kepentingan Konstitusi membebaskan dia dari jabatan adalah sangat diperlukan," kata Ketua Mahkamah Konstitusi Lee Jung-mi membacakan putusan yang berlangsung sekitar 20 menit.
Park diberhentikan oleh parlemen pada 9 Desember atas tuduhan membiarkan rekan dekatnya mencampuri urusan negara, berkolusi dengan dia untuk memeras uang konglomerat, dan mengabaikan tugasnya terkait insiden tenggelamnya kapal feri pada tahun 2014 yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Park (65), menjadi presiden Korsel pertama yang terpilih secara demokratis yang digulingkan dari jabatannya. Pemilihan presiden untuk menggantinya sesuai Konstitusi akan diadakan dalam waktu 60 hari ke depan, banyak yang menginginkan pada 9 Mei.
Berikut adalah perjalanan hidup Park Geun-Hye dalam karir politik dan skandal korupsi yang membelitnya:
Berawal saat tahun 1974 ibu kandungnya ditembak mati oleh pembunuh Korea Utara yang juga juga berusaha membunuh ayahnya, Presiden Park Chung-Hee. Tahun 1979 ayah Park akhirnya dibunuh oleh kepala mata-mata.
Di tahun 1998, Park kembali ke kehidupan politik setelah bertahun-tahun hidup di pengasingan. Dia menjadi anggota parlemen yang disumpah untuk menyelamatkan negara ketika krisis keuangan melanda Asia.
Tahun 2004, Park menjadi pemimpin partai konservatif utama dan selama kampanye pemilu, yakni tepatnya tahun 2006, seorang penyerang membuat Park terluka di bagian pipi. Namun, pada tahun 2012 Park akhirnya berhasil menjadi calon presiden dan mengalahkan kandidat partai liberal Moon Jae-in.
Tanggal 25 Februari 2013 Park pun resmi dilantik sebagai presiden perempuan pertama Korea Selatan. Dalam kepemimpinannya, ia menjanjikan adanya era harapan.
Saat memimpin, pemerintahan Park dianggap gagal dan tidak bertindak cepat saat tanggal 16 April 2014 Kapal Feri Sewol tenggelam dan 304 anak sekolah yang menjadi penumpangnya meninggal dunia.
Di tanggal 25 Oktober 2016, Park lalu meminta maaf kepada publik secara perdana dengan pidato yang dibuat oleh temannya, Choi Soon-sil. Namun, pada tanggal 31 Oktober 2016, jaksa menangkap Choi karena dicurigai tidak pantas ikut campur dalam urusan kenegaraan. Dari kejadian itu, Park pada tanggal 4 November 2016 membuat permintaan maaf di televisi yang menyatakan dia akan bertanggung jawab jika terbukti bersalah. Sampai pada akhirnya, tanggal 10 November 2016 Jaksa mendakwa Choi atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan disertai penipuan.
Dalam permintaan maaf ketiga Park yang juga diliput media televisi, yakni tanggal 29 November 2016, Park meminta parlemen untuk memutuskan bagaimana dan kapan dia bisa menyerahkan kekuasaan atas skandal itu.
Tanggal 9 Desember 2016, parlemen memutuskan untuk memakzulkan Park. Secara sementara, Park dilucuti kekuasaannya sembari menunggu keputusan pengadilan. Ia digantikan sementara oleh Perdana Menteri, Hwang Kyo-ahn.
Park pada tanggal 1 Januari 2017, Park membantah berbuat salah dengan menyebut tuduhan kepadanya adalah kepalsuan. Namun, tanggal 17 Februari 2017, Kepala Samsung Grup, Jay Y Lee,ditangkap karena diduga turut berperan dalam skandal tersebut. Disusul kemudian tanggal 28 Februari 2017, jaksa mengindikasikan Lee dan eksekutif perusahaan lain melakukan suap dan penggelapan.
Pada tanggal 6 Maret 2017, Park menyatakan berkolusi dengan Choi untuk mengambil suap dari Samsung Grup sehingga ia dituntut jika digulingkan dari jabatannya.
Tanggal 9 Maret 2017, Lee didakwa sebagai tersangka penyuapan dan penggelapan dengan menjanjikan 43 miliar won atau 37.240.000 dolar AS kepada Choi. Dan akhirnya tangga 10 Maret 2017, Mahkamah Konstitusi menjatuhkan dakwa terhadap Park. Park resmi dipecat menjadi Presiden Korea Utara. (yonhap/thestar.com.my)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...