Presiden Korsel Sambut Politikus Jepang
SEOUL, SATUHARAPAN.COM â Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye menggelar pertemuan langka dengan seorang politikus Jepang saat dia menerima kunjungan Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe, meskipun hubungan diplomatik kedua negara tengah renggang.
Masuzoe mengunjungi istana kepresidenan Blue House. Kesempatan itu digunakan Park untuk menegaskan kembali permintaan Seoul supaya Tokyo memberikan ganti rugi sepadan atas keluhan sehubungan dengan pemerintahan kolonialnya atas Semenanjung Korea pada 1910-1945.
Secara khusus dia menegaskan nasib “wanita penghibur” yang dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang, kata Blue House.
“Masalah mengenai wanita penghibur bukan hanya urusan bilateral, tapi juga isu yang berhubungan dengan hak asasi manusia secara umum,” ucap Park, Jumat (25/7).
Sekitar 200.000 wanita, sebagian besar dari Korea tapi juga ada yang berasal dari Tiongkok, Taiwan, Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, dipaksa bekerja di rumah bordil saat masa perang.
Meskipun Jepang bersikeras bahwa pemerintah pada masa perang bersalah, beberapa politikus sayap kanan termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe terus meragukan tudingan tersebut, menyatakan bahwa rumah bordil itu mempekerjakan wanita penghibur profesional.
Pengelakan tersebut merenggangkan hubungan Tokyo dengan Asia Timur, dan khususnya Korea Selatan.
“Pernyataan tidak pantas dari para politikus, khususnya mengenai masalah sejarah, semakin mempersulit hubungan bilateral,” kata Park kepada Masuzoe.
Sejak menjabat sebagai presiden 18 bulan lalu, Park hampir tidak pernah bertemu dengan pejabat Jepang. (AFP)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...