Presiden Liberia Cabut Status Darurat Ebola
MONROVIA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf telah mencabut status keadaan darurat yang diberlakukan untuk mengontrol wabah ebola yang melanda negara tersebut pada Kamis (13/11).
Namun, Sirleaf menekankan langkah pencabutan status darurat tersebut bukan berarti pertarungan telah berakhir, meskipun tidak ada peningkatan jumlah kasus ebola baru.
Jumlah korban tewas akibat virus tersebut kini mencapai 5.160 orang, hampir seluruhnya berada di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone.
Sementara itu, uji klinis untuk menemukan pengobatan yang efektif terhadap virus ebola baru akan dimulai bulan depan di Afrika Barat.
Dalam pidato nasionalnya, Presiden Sirleaf mengatakan pembatasan jam malam akan dikurangi dan pasar tradisional yang buka setiap pekan akan kembali digelar di Liberia.
Dia menambahkan, pemerintah juga tengah mempersiapkan pembukaan sekolah kembali.
Keadaan darurat diberlakukan pada Agustus lalu.
Pencabutan darurat dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak lagi peningkatan kasus ebola di Guinea dan Liberia."
Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa hotspot baru yang segar muncul di Liberia,
Dalam perkembangannya, relawan medis MSF mengumumkan uji klinis baru.
Sekitar 400 orang akan ambil bagian dalam uji coba tersebut. Mereka akan diperluas ke pusat-pusat lain jika hasil awal yang diharapkan selesai pada Februari 2015 berhasil.
WHO mengumumkan pada September perawatan eksperimental dan vaksin untuk ebola harus cepat dilacak.
Dua vaksin eksperimental yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan Badan Kesehatan Masyarakat Kanada telah diuji.
Vaksin GSK sedang diuji di Mali, Inggris dan Amerika Serikat. Penelitian tentang vaksin Kanada juga tengah berlangsung di Amerika Serikat. (bbc.com)
Editor : Eben Ezer Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...